
Sejauh ini, WikiLeaks baru memberikan rekap 3.059 dokumen yang akan dibocorkan dari Kedubes AS di Jakarta dan 167 dokumen dari Konjen AS Surabaya. Rekap dokumen itu disertai tanggal dan perihal yang diketahui dari kode-kode khusus. Namun isi dokumennya memang belum bisa dibaca, karena belum dirilis.

Pada 17 Juli 2009, bom Marriott pun meledak dan ikut merusak Hotel Ritz-Carlton. Pada tanggal itu pula, langsung keluar kawat lagi dari Kedubes AS Jakarta dengan kode PTER, PGOV, PREL yang artinya terorisme, pemerintah Indonesia dan hubungan luar negerinya.
Kawat-kawat diplomatik terkait terorisme tidak berhenti di situ saja. Pada 21 Juli 2009 atau 4 hari setelah kejadian, kembali keluar kawat berkode PTER, PGOV, PREL, ASEC, CASC, ID. Artinya terkait dengan terorisme dan hankam di Indonesia. Kode CASC atau assistance to citizen berarti ada arahan agar AS membantu Indonesia terkait peristiwa bom itu. Pada 23 Juli 2009 kembali keluar kawat terkait terorisme dengan kode sama.
Jika Kedubes AS sudah mengeluarkan kawat diplomatik soal terorisme, 4 hari sebelum JW Marriott meledak, apa artinya AS sudah tahu akan ada serangan terorisme? Hal itu baru akan terjawab jika dokumen ini dirilis sepenuhnya oleh WikiLeaks.
WikiLeaks saat ini menjadi pusat perhatian karena merilis Cablegate atau skandal kawat diplomatik AS. Ada 251.287 dokumen, termasuk 3.059 dokumen dari Kedubes AS Jakarta dan 167 dokumen dari Konjen AS Surabaya. Dokumen yang akan dibocorkan dari perwakilan AS di Indonesia mulai dari pemerintahan Soeharto pada 19 November 1990 sampai pemerintahan SBY pada 27 Februari 2010.
Wikileaks pada tahun 2009 lalu pernah membocorkan makalah internal milik Kongres AS. Sejumlah makalah pun bertemakan Indonesia, yang dibuat oleh lembaga think-tank milik kongres. Tujuannya untuk membantu Kongres mengambil kebijakan luar negeri.
Namun dokumen ini berbeda jauh dengan apa yang akan dibocorkan Wikileaks saat ini. Target mereka kini bukan kongres AS, tapi Kemlu AS dan kedubes mereka di dunia. Yang dibocorkan pun bukan makalah berlembar-lembar, melainkan telegram-telegram singkat dan berstatus rahasia dari para diplomat. Oleh karena itu, WikiLeaks menyebutnya Cablegate alias skandal telegram atau kawat.
Kawat diplomatik apa yang akan dibocorkan dari Jakarta? Kita tunggu saja. Yang jelas baru satu telegram rahasia terkait Indonesia yang sudah terungkap, bahwa para diplomat RI di PBB sudah dimata-matai AS atas perintah Menlu Hillary Clinton. (fay/asy)