Pandangan Seni

SENI MUSIK, SUARA dan TARI DALAM PANDANGAN ISLAM. 
(Muqaddimah)

Sumber ini dari : ‘Abd-ur-Rahmān Al-Baghdādī.

Masyarakat kaum Muslimīn dewasa ini umumnya menghadapi kesenian sebagai suatu masalah hingga timbul berbagai pertanyaan, bagaimana hukum tentang bidang yang satu ini, boleh, makrūh atau harām? Di samping itu dalam praktek kehidupan sehari-hari, sadar atau tidak, mereka juga telah terlibat dengan masalah seni. Bahkan sekarang ini bidang tersebut telah menjadi bagian dari gaya hidup mereka dan bukan hanya bagi yang berdomisilli (bertempat kediaman tetap; bertempat kediaman resmi) di kota. Umat kita yang berada di desa dan di kampung pun telah terasuki.(penetrate, possess).

Media elektronika seperti radio, radiokaset, televisi, dan video telah menyerbu pedesaan. Media ini telah lama mempengaruhi kehidupan anak-anak mudanya. Kehidupan di kota bahkan lebih buruk lagi. Tempat-tempat hiburan (ma‘shiat) seperti "night club", bioskop dan panggung pertunjukkan jumlahnya sangat banyak dan telah mewarnai kehidupan pemuda-pemudanya.

Sering kita melihat anak-anak muda berkumpul di rumah teman-temannya. Mereka mencari kesenangan dengan bernyanyi, menari bersama sambil berjoget tanpa mempedulikan lagi hukum halal-haram. Banyak di antara mereka yang berpikir bahwa hidup itu hanya untuk bersenang-senang, jatuh cinta, pacaran, dan lain-lain.

Semua keadaan yang kami tuturkan di atas terjadi dan berawal dari kejatuhan seni budaya dan peradaban Islam. Kita dapat menyaksikan sendiri, seni dan budaya kita telah digantikan dan tergeser (shifted, moved, removed) oleh seni budaya dan peradaban produk Barat yang nota-benenya (perhatiannya) menekankan kehidupan yang bebas tanpa ikatan agama apapun.

Cabang seni yang paling dipermasalahkan adalah nyanyian, musik dan tarian. Ketiga bidang itu telah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan modern sekarang ini karena semua cabang seni ini dirasakan langsung telah merusak akhlaq dan nilai-nilai keislāman.

Adanya dampak negatif dari bidang kesenian menyebabkan banyak orang bertanya-tanya, khususnya dari kalangan pemuda yang masih memiliki ghirah (cemburu terhadap musuh agama) Islam.
Mereka bertanya: bagaimana pandangan Islam terhadap seni budaya?
Bolehkah kita bermain gitar, piano, organ, drum band, seruling, bermain musik blues, klasik, keroncong (popular Indineisan music originating from Portuguese songs), musik lembut, musik rock, dan lain-lain?
Bagaimana pula dengan lirik lagu bernada asmara, porno, perjuangan, qashīdah, kritik sosial, dan sejenisnya? Di samping itu, bagaimana pandangan hukum Islam dalam seni tari. Apakah tarian Barat seperti Twist, Togo, Soul, Disko dan sebagainya?
Kalau tidak boleh dengan tarian Barat, bagaimana dengan tari tradisional? Juga, bolehkan wanita atau lelaki menari di kalangan mereka masing-masing?

Dalam Risalah yang ada di Page ini akan dipaparkan pembahasan semua permasalahan para fuqaha’, khususnya dari kalangan empat madzhab. Harapan penulis semoga tulisan ini dapat menutupi kekurangan buku-buku bacaan tentang hukum di bidang seni. Dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa menghargai setiap kritik dan saran dari semua pihak demi menyempurnakan risālah kecil ini.



BAB V
GOLONGAN YANG MEMBOLEHKAN NYANYIAN DAN MAIN MUSIK

BAB VI
SANGGAHAN (Rebuttal, Protest) TERHADAP YANG MENGHARAMKAN NYANYIAN DAN MAIN MUSIK

BAB VII
HALAL ATAU HARAM NYANYIAN DAN MEMAINKAN ALAT MUSIK?

BAB VIII
MENENTUKAN SIKAP DAN PENDIRIAN

BAB IX
HUKUM MENDENGARKAN NYANYIAN DI RADIO DAN RADIO KASET

BAB X
PANDANGAN ISLAM TERHADAP SENI TARI

BAB XI
SENI MUSIK, SUARA DAN TARI PADA MASA KHILAFAH ISLAM


Risālah yang ada di Page ini saya dapatkan dari : Debu.com atau seni.musikdebu.com dan sudah saya tulis juga di ruang Discussions Group FB yang bernama SEGERA* (Secret in Great Religion) on September 25, 2009 at 1:33am - 2:34am..

* Group SEGERA setelah adanya group versi chat, terpaksa saya tutup karena membernya pasif
Comments
0 Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...