Tidak terasa Tahun Baru Hijriah tinggal beberapa hari lagi.
Sep mengucapkan :
Selamat Tahun Baru Hijriah (1 Muharram 1432 Hijriyah)
Mohon Maaf atas segala salah khilaf yang telah lalu
Semoga ke depan kita semakin lebih baik lagi (yang hari ini lebih baik dari hari kemarin & hari esok lebih baik dari hari ini). Dan kita semua termasuk golongan orang-orang yang beruntung, Aamiin …
Mengikuti Tahun Hijriyah akan lebih mengakrabkan kita dengan alam, dan otomatis akan lebih mendekatkan kita kepada Allah Maha Pencipta & Maha Kuasa.
Dalam memasuki bulan Muharram, bulan yang mengawali tahun baru Hijriyah tahun 1432 H ini yaitu Bulan yang tiba-tiba menghentak batin kita untuk segera mengenang peristiwa besar dalam sejarah, yaitu peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari kota Makkah menuju kota Madinah.
Setiap awal Tahun Hijriyah seperti ini kita seharusnya sebagai Muslim segera membangun semangat baru untuk meningkatkan ketakwaan dalam diri kita serta meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT. Dan kita segera mengucapkan pada hari-hari yang telah lewat : ”Selamat jalan, selamat menjadi teguran sejarah atas segala kekurangan dan kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah menyebabkan malapetaka dan kesengsaraan terhadap hidup kami di dunia maupun di akhirat “.
Yang menarik dari setiap kita memasuki Tahun Baru adalah munculnya kesadaran baru dalam diri kita. Kesadaran akan beberapa hal :
Pertama, kesadaran bahwa diakui atau tidak usia kita telah berkurang. Sementara investasi pahala untuk simpanan di akhirat masih sangat tipis, dibanding nikmat-nikmat Allah yang setiap detik selalu mengalir. Tiada putus-putusnya.
Dari segi ini saja kita seharusnya merasa malu, di mana kita yang mengaku sebagai hamba Allah tetapi dalam banyak hal orientasi kita menkonsumsi nikmat-nikmat Allah dan lupa bersyukur kepadaNya, bahkan kita sering mengaktualisasaikan diri kita sebagai hamba dunia. Kita masih saja lebih banyak sibuk menginvestasi kepentingan dunia dari pada investasi untuk akhirat.
Dengan datangnya tahun baru ini, semoga semangat untuk membangun kemegahan akhirat lebih kuat dari semangat untuk membangun kemegahan dunia.
Kedua, pada tanggal 1 Muharram kita menyaksikan suatu perubahan waktu yang ditandai oleh pergeseran alam, yaitu munculnya bulan sabit tahun baru di ufuk barat. Dari sini kita menyaksikan diri kita berjalan seirama dengan perjalanan segala wujud di alam ini.
Allah SWT yang menciptakan semua mahluk, selalu mengajarkan kita agar senantiasa memperhatikan kebesaraNya dengan menyaksikan ketaraturan dan kerapian ciptaanNya di alam semesta ini.
Untuk itu kita diajarkan pula agar dalam menjalani ibadah kepadaNya selalu memperhatikan waktu-waktu tertentu yang sejalan dengan perputaran tata surya.
Dalam menjalani Shalat misalnya, Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an agar ditegakkan pada waktu-waktu tertentu (QS. Al-Nisa: 103). Dan kita telah tahu bahwa waktu shalat Dzuhur setelah tergelincir matahari, shalat maghrib, setelah terbenam matahari, shalat subuh setelah terbit fajar dan lain sebagainya. Dalam menjalani puasa Ramadlan, kita juga diajarakan oleh Rasulullah SAW agar memulainya setelah melihat bulan tanggal satu Ramadlan, dan mengakhirinya pun setelah melihat bulan akhir Ramadhan. (HR, Imam Muslim). Ibadah Hajipun Allah mengajarkan agar dilaksanakan pada bulan-bulan tertentu,(QS. Al-Baqarah: 197) Syawal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.
Semuanya itu sungguh menunjukkan betapa eratnya aktifitas ibadah kita dengan aktifitas alam. Dari sini terlihat dengan jelas betapa mengikuti Tahun Hijriyah akan lebih mengakrabkan kita dengan alam, dan otomatis akan lebih mendekatkan kita kepada Allah Sang Pencipta Yang Maha Kuasa.
Ketiga, bahwa Tahun Hijriyah berjalan seirama dengan perjalanan sejarah Rasulullah SAW. Sungguh banyak peristiwa besar dalam sejarah Islam yang hanya terekam dalam bulan-bulan di tahun Hijriyah. Seperti awal turunnya Al-Qur’an, titik permulaan hijrah, tanggal kemenangan dalam perang Badar dan lain sebagainya. Hari-hari besar Islam, seperti hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, sangat terkait dengan penanggalan Hijriyah ini.
Dari sini kita akan lebih banyak belajar pada sejarah untuk membangun masa depan kita. Dalam arti kata lain kita akan menjadi pribadi yang pandai membangun masa depan dengan pijakan masa lampau yang kokoh dan benar.
Dan kita dengan langkah ini tidak mengulang kesalahan dan kecelakaan masa lalu. Sebagaimana yg tersebut dalam sebuah riwayat: “Seorang mu’min tidak akan pernah terjerumus dalam jurang yang sama dua kali”. (HR Muslim)
Dengan demikian, adalah kesadaran yang benar jika dalam permulaan Tahun Baru Hijriyah ini, kita umat Islam membangun tekad baru, untuk meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah. Karena hanya dari tekad inilah segala krisis yang pernah kita lalui pada tahun-tahun sebelumnya akan bisa diatasi.
Selamat Memulai Tahun Baru Hijriyah dan Selamat Membangun Masa Depan Umat dengan Ketakwaan yang Hakiki
-----
NB : Bagi yang gemar puasa sunnah, jangan lupa merencanakan untuk menunaikan Shaum Asyura selama tiga hari pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram 1432 H yang bertepatan dengan tanggal 15, 16 dan 17 Desember 2010. Yang sangat dianjurkan tanggal 9 (Tasyu'a) dan 10 ('Asyura) Muharram. Insya Allah...
Keterangan tentang Sunnah Puasa Asyura bisa lihat di postingan setelah ini, atau klik disini
Sep mengucapkan :
Selamat Tahun Baru Hijriah (1 Muharram 1432 Hijriyah)
Mohon Maaf atas segala salah khilaf yang telah lalu
Semoga ke depan kita semakin lebih baik lagi (yang hari ini lebih baik dari hari kemarin & hari esok lebih baik dari hari ini). Dan kita semua termasuk golongan orang-orang yang beruntung, Aamiin …
Mengikuti Tahun Hijriyah akan lebih mengakrabkan kita dengan alam, dan otomatis akan lebih mendekatkan kita kepada Allah Maha Pencipta & Maha Kuasa.
Dalam memasuki bulan Muharram, bulan yang mengawali tahun baru Hijriyah tahun 1432 H ini yaitu Bulan yang tiba-tiba menghentak batin kita untuk segera mengenang peristiwa besar dalam sejarah, yaitu peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari kota Makkah menuju kota Madinah.
Setiap awal Tahun Hijriyah seperti ini kita seharusnya sebagai Muslim segera membangun semangat baru untuk meningkatkan ketakwaan dalam diri kita serta meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT. Dan kita segera mengucapkan pada hari-hari yang telah lewat : ”Selamat jalan, selamat menjadi teguran sejarah atas segala kekurangan dan kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah menyebabkan malapetaka dan kesengsaraan terhadap hidup kami di dunia maupun di akhirat “.
Yang menarik dari setiap kita memasuki Tahun Baru adalah munculnya kesadaran baru dalam diri kita. Kesadaran akan beberapa hal :
Pertama, kesadaran bahwa diakui atau tidak usia kita telah berkurang. Sementara investasi pahala untuk simpanan di akhirat masih sangat tipis, dibanding nikmat-nikmat Allah yang setiap detik selalu mengalir. Tiada putus-putusnya.
Dari segi ini saja kita seharusnya merasa malu, di mana kita yang mengaku sebagai hamba Allah tetapi dalam banyak hal orientasi kita menkonsumsi nikmat-nikmat Allah dan lupa bersyukur kepadaNya, bahkan kita sering mengaktualisasaikan diri kita sebagai hamba dunia. Kita masih saja lebih banyak sibuk menginvestasi kepentingan dunia dari pada investasi untuk akhirat.
Dengan datangnya tahun baru ini, semoga semangat untuk membangun kemegahan akhirat lebih kuat dari semangat untuk membangun kemegahan dunia.
Kedua, pada tanggal 1 Muharram kita menyaksikan suatu perubahan waktu yang ditandai oleh pergeseran alam, yaitu munculnya bulan sabit tahun baru di ufuk barat. Dari sini kita menyaksikan diri kita berjalan seirama dengan perjalanan segala wujud di alam ini.
Allah SWT yang menciptakan semua mahluk, selalu mengajarkan kita agar senantiasa memperhatikan kebesaraNya dengan menyaksikan ketaraturan dan kerapian ciptaanNya di alam semesta ini.
Untuk itu kita diajarkan pula agar dalam menjalani ibadah kepadaNya selalu memperhatikan waktu-waktu tertentu yang sejalan dengan perputaran tata surya.
Dalam menjalani Shalat misalnya, Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an agar ditegakkan pada waktu-waktu tertentu (QS. Al-Nisa: 103). Dan kita telah tahu bahwa waktu shalat Dzuhur setelah tergelincir matahari, shalat maghrib, setelah terbenam matahari, shalat subuh setelah terbit fajar dan lain sebagainya. Dalam menjalani puasa Ramadlan, kita juga diajarakan oleh Rasulullah SAW agar memulainya setelah melihat bulan tanggal satu Ramadlan, dan mengakhirinya pun setelah melihat bulan akhir Ramadhan. (HR, Imam Muslim). Ibadah Hajipun Allah mengajarkan agar dilaksanakan pada bulan-bulan tertentu,(QS. Al-Baqarah: 197) Syawal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.
Semuanya itu sungguh menunjukkan betapa eratnya aktifitas ibadah kita dengan aktifitas alam. Dari sini terlihat dengan jelas betapa mengikuti Tahun Hijriyah akan lebih mengakrabkan kita dengan alam, dan otomatis akan lebih mendekatkan kita kepada Allah Sang Pencipta Yang Maha Kuasa.
Ketiga, bahwa Tahun Hijriyah berjalan seirama dengan perjalanan sejarah Rasulullah SAW. Sungguh banyak peristiwa besar dalam sejarah Islam yang hanya terekam dalam bulan-bulan di tahun Hijriyah. Seperti awal turunnya Al-Qur’an, titik permulaan hijrah, tanggal kemenangan dalam perang Badar dan lain sebagainya. Hari-hari besar Islam, seperti hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, sangat terkait dengan penanggalan Hijriyah ini.
Dari sini kita akan lebih banyak belajar pada sejarah untuk membangun masa depan kita. Dalam arti kata lain kita akan menjadi pribadi yang pandai membangun masa depan dengan pijakan masa lampau yang kokoh dan benar.
Dan kita dengan langkah ini tidak mengulang kesalahan dan kecelakaan masa lalu. Sebagaimana yg tersebut dalam sebuah riwayat: “Seorang mu’min tidak akan pernah terjerumus dalam jurang yang sama dua kali”. (HR Muslim)
Dengan demikian, adalah kesadaran yang benar jika dalam permulaan Tahun Baru Hijriyah ini, kita umat Islam membangun tekad baru, untuk meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah. Karena hanya dari tekad inilah segala krisis yang pernah kita lalui pada tahun-tahun sebelumnya akan bisa diatasi.
Selamat Memulai Tahun Baru Hijriyah dan Selamat Membangun Masa Depan Umat dengan Ketakwaan yang Hakiki
-----
NB : Bagi yang gemar puasa sunnah, jangan lupa merencanakan untuk menunaikan Shaum Asyura selama tiga hari pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram 1432 H yang bertepatan dengan tanggal 15, 16 dan 17 Desember 2010. Yang sangat dianjurkan tanggal 9 (Tasyu'a) dan 10 ('Asyura) Muharram. Insya Allah...
Keterangan tentang Sunnah Puasa Asyura bisa lihat di postingan setelah ini, atau klik disini