Sudah lebih dari satu bulan Google+ rilis, 20 juta akun tercatat telah bergabung di jejaring sosial buatan Google ini. Jumlahnya pun semakin bertambah setiap harinya. Pertumbuhan Google+ ternyata menyebabkan sedikit permasalahan. Salah satunya yang menjadi kontroversi minggu ini adalah persoalan Account Profile Guidlines atau nama profile pada akun Google+.
Seperti yang pernah atau bahkan masih terjadi di Facebook ataupun
Friendster, persoalan nama profil memang dianggap mengganggu para
pengguna jejaring sosial. Sebagian menggunakan nama palsu atau
menambahkan karakter atau nama yang tidak sesuai dengan nama asli
mereka. mencegah hal tersebut terjadi, Google mengeluarkan kebijakan
baru mengenai nama profil ini.
Google mengharuskan untuk Anda menggunakan nama lengkap pertama dan
terakhir dalam satu bahasa. Jika Anda memang ingin menggunakan nama
panggilan, Anda bisa meletakannya pada kolom Other Names Field.
Berencana untuk menambahkan karakter-karakter pada nama profile nama
Anda di Google+ ? lupakan hal tersebut karena Google tidak mengizinkan
untuk Anda mencantumkan karakter-karakter tidak biasa pada nama profil
Anda.
Profil Anda juga harus mewakili satu individu, bukan kelompok.
Penggunaan nama individu lain juga dilarang keras di Google+ . Hal ini
secara langsung akan diverifikasi secara otomatis. Ingin merubah nama
profil di Google+ ? Anda dapat melakukannya hanya sekali dalam satu
bulan.
Jika terjadi pelanggaran, akan dilakukan suspend akun pada profil
Anda. Anda tidak lagi dapat menggunakan fasilitas aktif seperti G+,
Buzz, Reader, Picasa. Namun Anda masih dapat menggunakan layanan Gmail
lainnya.
“Kami menyadari bahwa identitas Anda di Google+ adalah sangat
penting. Dengan adanya kebijakan nama profil yang kami terapkan mungkin
akan sedikit mengganggu. Namun hal ini dilakukan demi kenyamanan dan
keamana bersama di Google+” demikian dikutip dari pernyataan Google di
Google+.
Meski menuai kontroversi, Google akan tetap memberlakukan kebijakan
ini demi alasan keamanan dan kenyamanan. Meskipun sebagian juga menilai
bahwa kebijakan ini merupakan “abuse of power” dari Google terhadap para
penggunanya. Kontroversi ini dapat dilihat di dunia Twitter dibawah
hastag #nymwars
Sumber : bisnisonlinesnews.blogspot.com/
Sumber : bisnisonlinesnews.blogspot.com/