Virus yang disebut Stuxnet mempunyai tingkat kecanggihan yang berbeda dengan virus lainnya ini, menurut para peneliti mungkin saja dibuat oleh sebuah organisasi yang disokong oleh pemerintah Amerika Serikat dan Israel.
"Tingkat kecanggihan dalam pemrograman worm dan kemampuannya untuk menyembunyikan dirinya itu mungkin telah dibangun oleh sebuah organisasi yang disponsori pemerintah di negara-negara seperti Amerika Serikat atau Israel," kata Rieger, Kepala teknologi GSMK, pembuat ponsel dienkripsi.
Diberitakan TechPinger, Senin (23/5/2011), dugaan ini muncul sebab Rieger memperkirakan bahwa worm akan diperlukan tim sebanyak 10 programmer terampil bekerja, yang bekerja selama sekira enam bulan untuk membangun itu, dengan biaya setidaknya USD3 juta.
"Sebuah worm komputer yang telah menginfeksi komputer industri di seluruh dunia dapat menjadi bagian dari kampanye yang menargetkan instalasi nuklir di Iran," sebut peneliti asal Berlin, Jerman, tersebut.
Para ahli keamanan pertama kali mengetahu virus Stuxnet pada bulan Juni, tetapi hanya diungkapkan kemampuannya untuk menginfeksi sistem industri utama dalam beberapa pekan terakhir.
"Ini adalah sabotase cyber," kata Roel Schouwenberg, seorang peneliti senior untuk perusahaan keamanan Kaspersky Labs.
"Stuxnet dirancang untuk menjatuhkan pada dasarnya sistem keamanan atau mencatat operasi tertentu," sebutnya.
Sementara itu, Amerika Serikat yang dituduh sebagai dalang dibalik pembuatan virus sabotase Stuxnet langsung menganalisa virus tersebut. Hasilnya, AS tidak mengetahui tahu siapa yang berada di belakang atau tujuannya.
"Salah satu pekerjaan kita yang paling sulit (dalam menganalisi) ini adalah atribusi dan niat. Kami telah melakukan analisis terhadap perangkat lunak itu sendiri," kata Sean McGurk, Director of the National Cybersecurity and Communications Integration Center (NCCIC).
"Sangat sulit untuk mengatakan 'Ini apa yang ditujukan untuk melakukan,'" katanya, seperti yang diberitakan AFP, Senin (23/5/2011).
McGurk juga mengatakan Stuxnet telah ditemukan tidak hanya pada fasilitas untuk kekuasaan, tetapi sistem pengolahan air atau kimia yang menggunakan sistem Siemens tertentu.
"Kami belum melihat ada dampak atau efek dari apa yang dilakukannya. Termasuk apakah virus tersebut melakukan tindak kejahatan," tambahnya.
McGurk mengatakan dia tidak bisa mengatakan siapa yang berada di belakang worm. "Akan terlalu dini untuk berspekulasi saat ini," katanya.
"Kami tidak mencari dari mana datangnya, tetapi berusaha untuk mencegah penyebaran," tandasnya.
McGurk juga menambahkan bahwa Siemens telah menjangkau basis pelanggan merekauntuk menangani infeksi yang dianggap merupakan eranya perang cyber.
Sumber : metalblogku.blogspot.com/
"Tingkat kecanggihan dalam pemrograman worm dan kemampuannya untuk menyembunyikan dirinya itu mungkin telah dibangun oleh sebuah organisasi yang disponsori pemerintah di negara-negara seperti Amerika Serikat atau Israel," kata Rieger, Kepala teknologi GSMK, pembuat ponsel dienkripsi.
Diberitakan TechPinger, Senin (23/5/2011), dugaan ini muncul sebab Rieger memperkirakan bahwa worm akan diperlukan tim sebanyak 10 programmer terampil bekerja, yang bekerja selama sekira enam bulan untuk membangun itu, dengan biaya setidaknya USD3 juta.
"Sebuah worm komputer yang telah menginfeksi komputer industri di seluruh dunia dapat menjadi bagian dari kampanye yang menargetkan instalasi nuklir di Iran," sebut peneliti asal Berlin, Jerman, tersebut.
Para ahli keamanan pertama kali mengetahu virus Stuxnet pada bulan Juni, tetapi hanya diungkapkan kemampuannya untuk menginfeksi sistem industri utama dalam beberapa pekan terakhir.
"Ini adalah sabotase cyber," kata Roel Schouwenberg, seorang peneliti senior untuk perusahaan keamanan Kaspersky Labs.
"Stuxnet dirancang untuk menjatuhkan pada dasarnya sistem keamanan atau mencatat operasi tertentu," sebutnya.
Sementara itu, Amerika Serikat yang dituduh sebagai dalang dibalik pembuatan virus sabotase Stuxnet langsung menganalisa virus tersebut. Hasilnya, AS tidak mengetahui tahu siapa yang berada di belakang atau tujuannya.
"Salah satu pekerjaan kita yang paling sulit (dalam menganalisi) ini adalah atribusi dan niat. Kami telah melakukan analisis terhadap perangkat lunak itu sendiri," kata Sean McGurk, Director of the National Cybersecurity and Communications Integration Center (NCCIC).
"Sangat sulit untuk mengatakan 'Ini apa yang ditujukan untuk melakukan,'" katanya, seperti yang diberitakan AFP, Senin (23/5/2011).
McGurk juga mengatakan Stuxnet telah ditemukan tidak hanya pada fasilitas untuk kekuasaan, tetapi sistem pengolahan air atau kimia yang menggunakan sistem Siemens tertentu.
"Kami belum melihat ada dampak atau efek dari apa yang dilakukannya. Termasuk apakah virus tersebut melakukan tindak kejahatan," tambahnya.
McGurk mengatakan dia tidak bisa mengatakan siapa yang berada di belakang worm. "Akan terlalu dini untuk berspekulasi saat ini," katanya.
"Kami tidak mencari dari mana datangnya, tetapi berusaha untuk mencegah penyebaran," tandasnya.
McGurk juga menambahkan bahwa Siemens telah menjangkau basis pelanggan merekauntuk menangani infeksi yang dianggap merupakan eranya perang cyber.
Sumber : metalblogku.blogspot.com/