Illustrasi |
Pada laporan spam Kaspersky bulan Februari, para spammer melanjutkan kegiatan mailing massal yang dimulai sejak Januari sehubungan dengan hari Valentine. Jumlah spam tertinggi tercatat pada tanggal 12 Februari sebesar 0,2 persen dari keseluruhan pengiriman spam.
Sepanjang Februari, 2,8 persen dari keseluruhan email mengandung file berbahaya, turun 1,5 persen dibanding bulan sebelumnya. Dalam dua bulan berturut-turut, Amerika menjadi negara dengan jumlah deteksi email antivirus terbanyak, meskipun secara keseluruhan jumlahnya menurun dibanding Januari.
Rusia tidak lagi berada dalam daftar 10 Besar dalam pendeteksian Kaspersky Mail Antivirus, digantikan oleh Brazil. India turun dari peringkat 4 ke peringkat 6 setelah jumlah spam yang diterima secara keseluruhan turun 1,5 persen dan tempat ke-4 kini ditempati Jerman.
“Menurunnya pembagian spam termasuk lampiran berbahaya kemungkinan hanya fenomena sementara”, ujar Maria Namestnikova, Analis Spam Senior Kaspersky Lab dalam rilis yang diterima Tribun, Jumat (30/3/2012).
“Sepertinya spammer tidak akan berhenti mengirimkan malware, terutama saat level kontrak spam pada domain internet di negara-negara berkembang menurun karena krisis ekonomi.”
Peringkat “negara penghasil” spam tidak banyak mengalami perubahan. India tetap di peringkat pertama, diikuti oleh Indonesia dan Brazil. 12 posisi diambil pemain yang sama seperti bulan lalu, meskipun beberapa telah berganti posisi. Secara keseluruhan, negara-negara penghasil spam tetap sama dengan 12 negara pada daftar di bulan Januari, dimana perubahan hanya ada pada peringkatnya saja.
Jumlah pendeteksian anti phising naik 3,5 persen pada situs-situs sosial dengan tujuan mencuri data pengguna media sosial. Pengguna Facebook merupakan target utama bagi para pencuri data di bulan Februari. Di saat yang sama, jumlah pendeteksian toko online dan lelang online turun 3 persen. Amazon, toko online terkemuka, tidak lagi menjadi target utama seperti pada bulan Januari.
Sumber ; tribunnews.com