Oleh : Dwi lestari (psikolog)
Sesungguhnya setiap orang memiliki pola prilakunya sendiri sesuai dengan kepribadian yang ia punya. Temperamen sendiri sebetulnya konstruksi dasar yang membedakan bagaimana ekspresi dasar dan respon setiap individu terhadap stimulasi dari lingkungannya. Hal ini biasanya mempengaruhi gaya individu berprilaku dalam waktu yang relatif lama.Untuk itu mari kita pelajari
Apa Temperamen itu ?
Temperamen ialah perpaduan sifat-sifat pembawaan, yang tanpa sadar mempengaruhi sikap dan tingkah laku. Temperamen seumpama irama hidup dan sifat dasar bawaaan seseorang. Temperamen juga merupakan warna kepribadian (Health, 1995).
Sujanto (1993) menjelaskan bahwa temperamen berasal dari kata temper yang berarti campuran. Temperamen adalah sifat seseorang yang disebabkan adanya campuran-campuran zat di dalam tubuhnya yang juga mempengaruhi tingkah laku orang tersebut. Jadi temperamen berarti sifat laku jiwa dalam hubungannya dengan sifat kejasmanian. Temperamen juga merupakan sifat-sifat yang tetap dan tidak dapat di didik.
Temperamen mengarah pada perbedaan individual dalam tingkah laku yang nampak sejak lahir; perbedaan ini bersifat tetap (Bates; Hartup & Van Lieshout, dikutip oleh Matlin, 1999). Menurut LaHaye (1999), temperamen adalah kombinasi pembawaan yang diwarisi dari orang tua dan tanpa sadar mempengaruhi tingkah laku manusia. Selanjutnya dikatakan pula temperamen menetapkan garis pedoman yang tegas atas tingkah laku setiap orang – pola yang akan mempengaruhi seseorang selama hidup.
Menurut Allport (dikutip oleh Hall, Lindzey, & Campbell, 1998), temperamen adalah adalah disposisi perilaku individu yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis. Oleh sebab itu temperamen sedikit sekali mengalami modifikasi di dalam perkembangan. Dalam hal ini peranan faktor keturunan pada temperamen lebih besar daripada peranan faktor keturunan pada aspek-aspek kepribadian yang lain.
Menurut Chaplin (1995) temperamen adalah disposisi reaktif seseorang. Pengertian disposisi dalam hal ini adalah totalitas terorganisir dari kecenderungan-kecenderungan psikofisik individu untuk mereaksi dengan satu cara tertentu. Selain itu disposisi dapat diartikan sebagai sifat-sifat yang realitif terus-menerus atau menerangkan kualitas yang menetap dan konsekuen dari tingkah laku.
Corsini (2002) mengemukakan dua definisi dari temperamen. Pertama, temperamen didefinisikan sebagai pola dasar dari reaksi-reaksi individu yang meliputi karakteristik-karakteristik seperti tingkat energy umum, perubahan emosi, dan intensitas serta tempo dari respon-respon. Kedua dengan mempertimbangkan sebuah ciri dasar psikologi, temperamen dikatakan mengarah pada suasana hati seseorang.
Temperamen mengarah pada perkembangan awal, perbedaan-perbedaan menetap pada individu yang lebih berhubungan dengan kemungkinan gaya tingkah laku berdasarkan pada konstitusi atau perubahan secara biologis dari individu (Halverson, Kohnstamm, & Martin, 1994). Sementara itu menurut Oxford English Dictionary (dikutip oleh Halverson, Kohnstamm, & Martin, 1994) temperamen berasal dari bahasa latin temperare yang berarti perpaduan. Temperamen merupakan campuran atau perpaduan dari empat fisiologi kuno yang diyakini menimbulkan perbedaan dalam tingkah laku dan suasana hati.
Menurut Rothbart dan Derryberry (dikutip oleh Halverson, Kohnstamm, & Martin, 1994), temperamen adalah perbedaan mendasar pada reaktivitas dan self-regulation, di mana perbedaan ini berhubungan dengan perbedaan biologis yang menetap pada individu yang dipengaruhi oleh faktor hereditas, perkembangan, dan pengalaman. Sementara itu, Fauzi (2004) mendefinisikan temperamen sebagai sifat-sifat yang berhubungan dengan emosi (perasaan), misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, introvert, ekstrovert, dan sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah bawaan (warisan/turunan) sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat berubah.
Hippocrates, seorang bapak ilmu pengobatan dari Yunani (460-370SM), mengemukan suatu teori yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada 4 tipe temperamen dasar yang dimiliki oleh manusia. Keempat unsur tersebut adalah Koleris : Hidup keras (besar semangat), hatinya mudah terbakar, daya juang besar,optimisme. Melankolis : Muram, perfeksionis, memikiki daya juang kecil, mudah kecewa, Phlegmatis : Tenang (tidak suka terburu-buru), tak mudah untuk dipengaruhi, setia, Sanguinis : Hidup mudah berganti haluan, ramah.
sumber : http://www.indonusa.ac.id/psikologi/index.php?