Wednesday, October 20, 2010

Tentang Masjid Al-Aqsha

Apa yang anda ketahui tentang Masjid al-Aqsha?

Perhatikanlah setiap saat disebut nama masjid Al-Aqsha selalu yang ditampilkan adalah masjid Qubah As-Shakhra yang dibangun oleh Sayyidina Umar radhiyallahu'anhu bukan masjid Al-Aqsha. Dan banyak diantara kita yang tidak tahu bagaimana bentuknya masjid Al-Aqsha. Hal ini kembali kepada maksud busuk Yahudi untuk menghapus masjid Al-Aqsha dari ingatan muslimin. Mereka sengaja atau tidak sengaja selalu menampilkan foto masjid Qubbah as-Shakhra dan mengenyampingkan masjid Al-Aqsha sehingga ia lebih tenar dan dikenal dikalangan masyarakat muslim atau non muslim ketimbang masjid Al-Aqsha.


Masjid Al-Aqsha adalah masjid yang Rasulallah shallallahu 'alaihi wa sallam bermi'raj bersama sama Jibril ke Sidratul Muntaha. Allah telah memberi keberkahan kepada masjid tsb dan tempat-tempat di sekelilingnya, sesuai dengan Firman Allah. "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al Isra': 1)


Letak antara keduanya
Tujuan utama media Yahudi (dengan eksploitasi berita di CNN) menyamarkan Masjid Sakhra sebagai Masjid Aqsa adalah agar Yahudi bisa menghancurkan Al Aqsa dan membangun “Solomon Temple” (Kuil Sulaiman) pada bekas reruntuhan Al Aqsa. Umat Yahudi meyakini dalam Kitab Perjanjian Lama (Taurat) bahwa akan datang diakhir zaman seorang yang mereka anggap sebagai dewa penolong Yahudi yang dinamakan “Messiah” (Al Masih, dalam bahasa Arab) apabila mereka mengadakan ritual agama di Solomon Temple dengan mempersembahkan sapi betina berwarna merah (Al Baqarah). ~ The Guardian Magazine ~


Masjid Al Aqsha

Palestina pada tahun 1967, Zionis Yahudi menginvasi Palestina dengan cara mendirikan negara Israel di atas Negara Palestina, dengan cara menduduki Palestina. Israel yang dikuasai oleh orang-orang Yahudi ini, mengusir bangsa Arab Muslimin yang mendiami tanah Palestina dan mulai memporak-porandakan Masjidil Aqsha. Mereka perlakukan Masjidil Aqsha dengan semena-mena, seperti membebaskan siapa saja untuk masuk ke dalam masjid. Hingga tak jarang, terlihat pemandangan orang Yahudi yang sedang berpacaran di dalam masjid atau para turis yang berkeliaran dengan pakaian seadanya di lingkungan masjid.

Pada tahun 1969, mimbar megah yang dibuat oleh Shalahuddin Al Ayubi di dalam masjid (yang dibuat oleh Shalahuddin Al Ayyubi setelah berhasil merebut kembali Masjidil Aqsha dari tangan penjajah, guna memperingati Isra Mi'raj di lingkungan masjid) dibakar oleh Yahudi. Peristiwa pembakaran mimbar inilah yang kian meruncingkan barisan umat Muslim guna melawan Yahudi dan mendorong umat Islam sedunia membentuk OKI. Pada tahun 1970, Palestina akhirnya dikuasai sepenuhnya oleh zionis Israel.


Masjid Quba As Shakhra

Entah sejak kapan, berkembang sebuah fokus perhatian bahwa yang namanya Masjid Al Aqsa yang diramaikan dan dianggap bersejarah oleh Ummat Islam itu adalah masjid indah dengan Kubah Emas berbentuk segienam ini. Fokus perhatian ini dikembangkan lewat gambar-gambar indah yang beredar, lewat postcard-postcard yang beredar, juga gambar-gambar indah di Kalender islami dan lewat buku-buku turisme. Inilah Masjid As-Shakhra yang dimaksud dan sudah sangat terkenal tersebut.

 Masjid Quba As Shakhra
Masjid Qubbatus Shakhrah (As-Shakhra) yang terlihat seperti gambar di atas adalah masjid berkubah keemasan. Shakhrah artinya batu. Masjid tersebut dibangun oleh salah satu Khalifah pada masa kekuasaan Bani Umayyah, Abdul Malik bin Marwan, antara tahun 65 - 86 H atau 684 – 705 M, sebagaimana tercatat dalam bentuk kaligrafi emas yang ditulis dengan khat Kufi di dalam bangunan Qubbah di arah tenggaranya. Tujuannya untuk menjaga batu (Shakhrah) yang merupakan tempat Rasulullah berangkat melakukan mi'raj ke langit bersama Malaikat Jibril as. Batu itu sendiri berasa dalam lingkaran (haram) Al Aqsha, dan bukan masjid itu sendiri. Masjid inilah yang sering diduga sebagai masjidil Aqsha.



Qubbah ash-Shakhra dibangun secara konsorsium oleh tiga bangsa dunia, Arab, Romawi dan Turki dengan arahan dua insinyur terkenal, Raja bin Hayah al-Kindi (salah seorang ilmuwan Chechnya) dan Yazid bin Salam (ilmuwan Al-Quds). Design bangunan ini terkenal dengan banyaknya tiang yang membentuk segi delapan. Sementara Qubbah yang berada di atasnya melambangkan arsitektur sempurna dan salah satu cirri kebudayaan Islam.


Hiasan dan ukiran yang ada di Qubbah ash-Shakhra menarik perhatian para peneliti atau siapa saja yang menyaksikan keindahan bangunan ini. Yang menggabungkan unsur-unsur arsitektur dan keindahan. Qubbah ash-Shakhra bahkan menjadi salah satu lambang arsitektur islami. Bangunan ini terdiri dari tiga unsur utama yaitu, Qubbah yang menutupi tanah bangunan berpasir. Dua ruangan, dalam dan luar yang dikelilingi bangunan Qubbah serta bantuk bangunan dalam yang terdiri dari delapan segi.


Adapun Qubbah yang berada di dalamnya berdiri di atas empat tiang. Masing masing setinggi tiga meter. Sementara 12 tiang lainya mengelilingi bangunan tersebut dihiasi batu permata. Tiang-tiang itu tersusun rapi. Diantara dua tiang ada tiga penyangga batu hiasan.


Qubbah ash-Shakhra terdiri dari dua tingkat yang terbuat dari kayu dan bagian luarnya juga bertopang pada pondasi kayu yang mengangkat Qubbah ash-Shakhra di bagian luarnya. Di bagian dalam, Qubbah Sakhra dihiasi relief emas. Adapun di bagian luarnya dipercantik dengan tulisan berbahan tembaga yang berwarna keemasan. Di sekeliling bangunan ini terdapat 10 jendela sebagai tempat masuknya sinar matahari dan ventilasi udara.


Pada akhirnya, anak-anak muslim di seluruh dunia ini sering kali dibingungkan dengan kedua masjid tersebut sehingga akhirnya mereka memiliki referensi yang salah terhadap mana Masjid Al Aqsha yang sebenarnya.

Wailing Wall (Tembok Ratapan)

Banyak orang yang pada akhirnya menyangka bahwa Masjid Al Aqsha yang sebenarnya adalah masjid dengan Kubah Emas di atasnya, yang berdiri tepat di samping tembok ratapan umat Yahudi. Tembok ratapan umat Yahudi sendiri sesungguhnya adalah Tembok Buraq, yaitu tembok tempat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengikat Buraq, kendaraannya ketika Isra Mi'raj. Sekarang tembok ini dikuasai oleh Israel dan dijadikan Tembok Ratapan.

Tembok Ratapan Yahudi
Masjidil Aqsa merupakan kiblat pertama bagi Umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka'bah dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kini ia berada di dalam kawasan jajahan Yahudi. Dalam keadaan yang demikian, pihak Yahudi telah mengambil kesempatan untuk mengelirukan Umat Islam dengan mengedarkan gambar Dome of The Rock sebagai Masjidil Aqsa.

Tujuan mereka hanyalah satu, yaitu untuk meruntuhkan Masjidil Aqsa yang sebenarnya. Apabila Umat Islam sendiri sudah keliru dan sukar untuk membedakan Masjidil Aqsa yang sebenarnya.,Maka semakin mudahlah tugas mereka untuk melaksanakan perancangan tersebut. Lihat pula gambar di bawah, berikut adalah gambar sebenarnya Masjidil Aqsa pada jarak yang lebih dekat. Betapa jauhnya perbedaan antara Dome of The Rock jika dibandingkan dengan Masjidil Aqsa.


  Dapat kita lihat di belakang masjid Al-aqsa
Yahudi terus menerus mengadakan penggalian 
dengan alasan mencari artefak dari Kuil Sulaiman yang hampir membuat masjid Al Aqsha runtuh


Kuil Sulaiman

Dalam Al Qur'an diceritakan bahwa Sulaiman mempunyai kerajaan serta istana yang mengagumkan dan banyak perincian lain yang diberikan. Berdasarkan ini, Sulaiman dapatlah dikatakan memiliki teknologi yang maju dimasanya. Di istananya terdapat berbagai karya seni dan benda-benda berharga, yang mengesankan bagi semua yang menyaksikanya. Pintu gerbang istana terbuat dari gelas. Penyebutan Al Qur'an dan akibatnya terhadap ratu Saba disebutkan dalam ayat berikut :

Dikatakanlah kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya". Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dai kaca". Berkatalah Balqis: Ya, Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".(QS An Naml 44)


Kuil Sulaiman diyakini sebagai tempat ibadah bani Israil yang dibangun tahun 960 sebelum masehi oleh Nabi Sulaiman. Pada 370 tahun setelah itu, tempat ibadah ini dihancurkan oleh bangsa Babilonia yg melakukan ekspansi ke sana.


Menyusul kekalahan bangsa Babilonia dari tentara Persia yang dipimpin oleh Cyrus, Kuil Sulaiman kembali dibangun. Tahun 70 Masehi tentara Romawi menyerang kota Jerusalem dan meratakan tempat ibadah umat Yahudi tersebut dengan tanah. Tentara Romawi tidak menyisakan bekas apapun dari tempat ibadah yang diagungkan oleh bani Israil ini.

Setelah kuil Sulaiman dihancurkan, satu-satunya dinding/tembol kuil yang tersisa diubah menjadi "Tembok ratapan"oleh Yahudi. Setelah penaklukan Jerusalem di abad 7, kaum Muslim membangun Masjid Umat dan Kubah Batu dimana kuil tersebut dahulunya berada. Dalam gambar disebelah kanan tampak Kubah Batu.

Istana Nabi Sulaiman disebut dengan "Solomon Temple/Kuil Sulaiman" dalam literatur bangsa Yahudi. Saät ini, hanya "Tembok sebelah Barat" yang tersisa dari bangunan kuil atau istana yang masih berdiri, dan pada saat yang bersamaan tempat ini dinamakan "Tembok Ratapan/Wailing Wall" oleh orang Yahudi. Alasan mengapa istana ini, sebagaimana banyak tempat lain yang berada di Jerusalem kemudian dihancurkan adalah dikarenakan tindakan jahat serta kesombongan dari bangsa Yahudi. Hal ini diberitahukan oleh Al Qur'an sebagai berikut:

Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar." Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS al Isra 4-7)


  
Kuil Sulaiman memiliki teknologi yang paling maju saat itu dan pemahaman estetika yang unggul. Pada gambar di atas ditunjukkan pusat kota Jerusalem selama masa pemerintahan Nabi Sulaiman.
1) Pintu Barat daya
2) Istana Ratu
3) Istana Sulaiman
4) Pintu gerbang dengan 32 pilar
5) Gedung pengadilan
6) Hutan Libanon
7) Kediaman pendeta tingkat tinggi
8) Pintu masuk ke kuil
9) Alun-alun kuil
10) Kuil Sulaiman

Seluruh kaum yang disebutkan dalam bab-bab terdahulu patut mendapatkan hukuman karena pemberontakan mereka dan ketidak bersyukuran mereka atas karunia Allah, dan makanya merekapun ditimpa bencana. Setelah berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa negara dan wilayah, dan akhirnya menemukan sebah rumah di tanah suci pada masa Sulaiman, bangsa Yahudi sekali lagi dihancurkan karena perilaku mereka yang diluar batas, dan karena tindakan mereka yang merusak dan membangkang. Yahudi modern yang telah menetap di daerah yang sama dengan daerah dimasa lalu, kembali menyebabkan kerusakan dan "berbesar hati dengan kesombongan yang luar biasa" sebagaimana mereka lakukan sebelum peringatan yang pertama.





Ketika faham Zionisme muncul sekitar 1 abad yang lalu, mereka mengklaim bahwa Masjidil Aqsha dibangun di atas lokasi Kuil Sulaiman. Pendudukan kota Baitul Maqdis oleh Zionis pada tahun 1967 semakin mempergencar upaya perusakan Masjidil Aqsha untuk mendirikan Kuil Sulaiman di lokasi itu.

Menyangkut soal pembangunan Kuil Sulaiman, ada pertentangan sengit antara pengikut agama Yahudi dengan kaum Zionis ekstrem. Umat Yahudi umumnya meyakini bahwa Kuil Sulaiman akan dibangun kembali oleh Messiah (Al Masih) yang kelak akan datang untuk memenuhi bumi dengan keadilan. Sementara kaum Zionis bersikeras untukk mendirikan Kuil ini sebelum kedatangan Messiah.

Banyak ahli sejarah meyakini bahwa lokasi Kuil Sulaiman berada di luar kompleks Masjidil Aqsha. Karenanya, jika Zionis bersikeras mendirikan Kuil Sulaiman, semestinya mereka mendirikannya di lokasinya. Akan tetapi, kelompok ekstrem Zionis tetap menunjuk lokasi Masjidil Aqsha sebagai lokasi Kuil Sulaiman.

Sejak menduduki Baitul Maqdis tahun 1967, Zionis telah berkali-kali melakukan upaya penghancuran Masjidil Aqsha, yg salah satunya adalah pembakaran masjid ini tahun 1969. Untuk mencegah kemarahan umat Islam sedunia, rezim Zionis mengesankan bahwa aksi pembakaran dilakukan oleh seorang Yahudi ekstrem.

Setelah peristiwa itu, secara terorganisir, mereka melakukan penggalian di bawah lokasi masjid dengan alasan untuk melakukan riset arkeologi dan mencari sisa peninggalan Kuil Sulaiman. Pernah juga mereka mengalirkan air di sepanjang galian bawah masjid utk menggoyahkan pondasinya. Akibatnya, dinding-dinding Masjidil Aqsha retak dan menurut para pengamat, dengan gempa yang relatif kecilpun kemungkinan masjid suci dan bersejarah ini akan roboh.

Untuk melegalisasi tindakan perusakan Masjidil Aqsha, kelompok Yahudi ekstrem meminta surat izin dra ipengadilan Israel. Padahal ketidaklegalan rezim ini sudah jadi bukti akan ketidakabsahan segala bentuk keputusan pengadilannya. Belum lagi Mahkamah tinggi Zionis sering mengeluarkan keputusan yang secara tidak langsung mendukung penghancuran Masjidil Aqsha sedikit demi sedikit.

Tahun 1983, mahkamah Israel mengeluarkan keputusan yang mengijinkan Yahudi beribadah di pintu Babul Magharibah yg berada diluar komplek Masjidil Aqsha. Tahun 1999, lagi-lagi Mahkamah ini mengeluarkan keputusan yang mengizinkan warga Yahudi beribadah di halaman Masjidil Aqsha. Pada tahun 2001, Mahkamah Israel mengizinkan umat Yahudi untuk meletakkan batu pondsi untuk pembangunan Kuil Sulaiman di Babul Magharibah.

Dengan keputusan ini berarti Mahkamah Tinggi Israel mengizinkan kelompok Yahudi ekstrem untuk memisahkan sebagian besar lokasi dari Masjidil Aqsha untuk keperluan pembangunan Kuil Sulaiman. Saat ini, Zionis sedang membangun sebuah rumah ibadah bersebelahan dengan tembok Buraq atau Nudbah di Masjidil Aqsha.

Beberapa waktu lalu, Presiden Zionis Israel, Moshe Katsav, mengirim surat kepada Perdana Menteri Vatikan yang isinya meminta Vatikan untuk menyerahkan harta peninggalan bekas Kuil Sulaiman yang berada ditangan Paus kepada Israel. Sebab menurut keyakinan Zionis, kekayaan yang ada di dalam Kuil Sulaiman itu diboyong oleh tentara Romawi ke Vatikan pada tahun 70 Masehi.

Hingga kini, perusakan Masjidil Haram oleh zionis Israel terus berjalan dan kini telah sampai pada tahap yang sangat berbahaya. Meski penggalian terowongan di lokasi ini terus berjalan, namun sampai sekarang masih belum diperoleh bukti yang menunjukkan bahwa masjid ini dibangun di atas lokasi Kuil Sulaiman seperti yang mereka klaim selama ini.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...