Tuesday, February 2, 2010

Menolong Orang Lain Membantu Diri Sendiri

Membantu dan menolong orang lain termasuk ke dalam perilaku jenis prososial atau lebih khusus lagi disebut sebagai altruisme. Perilaku ini berarti berbagai perilaku yang bertujuan untuk menguntungkan orang lain dan bukan diri sendiri. Perilaku seperti menolong, menenangkan, berbagi, dan bekerja sama (Batson,1998).


Walster dan Piliavin (1972) mendefinisikan altruisme sebagai perilaku menolong yang sukarela, menuntut pengorbanan dari pelakunya, dan digerakkan oleh sesuatu di luar harapan untuk mendapatkan keuntungan material ataupun keuntungan secara sosial (misalnya dipandang baik oleh lingkungan).

Perilaku prososial biasanya muncul saat seorang manusia menyadari bahwa ada pihak lain yang mengalami kesulitan.
Sebagai mahluk sosial, manusia dididik untuk mematuhi serangkaian peraturan dan norma dalam menjalani hidupnya.
Salah satu hal yang selalu diajarkan pada kebanyakan orang sejak kecil adalah kebiasaan untuk menolong orang lain.

Kebiasaan ini akan tertanam di dalam diri manusia dan akan muncul secara otomatis saat melihat sesama yang membutuhkan.
Selain itu, manusia membutuhkan kemampuan saling bekerjasama dan saling membantu saat dihadapkan pada satu masalah.

Hal ini penting bagi keselarasan dinamika dalam kelompok.
Jika salah satu atau beberapa anggota kelompok memiliki masalah, maka keselarasan kemungkinan terancam.
Maka dari itu, penting bagi setiap orang dalam kelompok untuk memiliki kesadaran menolong orang lain yang seoang bermasalah.

Faktor utama yang menentukan apakah seseorang akan menolong orang lain atau tidak adalah apakah perilaku tersebut akan merugikan dirinya atau tidak.

Jika kerugian tersebut nampak nyata, manusia akan cenderung untuk mengurungkan niatnya untuk menolong.
Hal ini mungkin yang dapat menjelaskan mengapa banyak orang Indonesia yang "hobi" menonton kecelakaan atau kebakaran atau kendaraan yang mogok di jalan.

Selain mungkin karena kekurangan hiburan, kebanyakan orang Indonesia tidak mau mengambil risiko mengalami kerepotan untuk menolong orang lain. Kebanyakan dari mereka tidak man "kena getahnya", misalnya harus membuat laporan kepada polisi, membuat surat pernyataan, ditanyatanya, dan lain-lain.

Menolong Memupuk Tanggungjawab

Lantas, apa gunanya menolong orang lain?
Salah satu kegunaan yang sangat jelas dari orang lain adalah bahwa perilaku tersebut membuat pelakunya merasa lebih baik.
Karena tanggungjawab sosial yang tertanam di dalam diri kebanyakan orang, menolong orang lain terasa "melegakan" karena berarti mereka telah menjalankan sebagian dari tanggungjawab mereka sebagai anggota masyarakat.

Jika ada saudara dekat yang anaknya masuk rumah sakit, menjenguk dan menyumbangkan sedikit uang bagi mereka akan membuat orang mereka telah berbuat sesuatu.
Ada perasaan berguna dan berharga saat seseorang berhasil menolong mereka yang membutuhkan.
Menolong orang lain juga terkait dengan nilai-nilai yang dianut oleh seseorang, termasuk nilai-nilai pribadi serta keagamaan yang mendorong pengikutinya untuk selalu melakukan perbuatan baik.

Menolong orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda dengan diri kita juga dapat membantu kita belajar serta memahami hal-hal baru.
Manfaat yang lain dari menolong orang lain adalah memberikan tantangan bagi diri sendiri, terutama jika situasi dan kondisi yang harus dihadapi saat itu relatif sulit.

Para relawan yang terjun langsung pada saat terjadi bencana alam, aksi terorisme, perang ataupun kerusuhan tentu tahu akan bahaya yang menghadang mereka.
Menolong orang lain juga dapat memberikan teman, pengetahuan, pengalaman, dan bahkan mengubah pandangan hidup kita.
Apakah menolong orang lain selalu berupa memberikan barang atau uang?
Saat ini aktivitas menolong bisa dilakukan dalam berbagai bentuk.
Salah satu yang paling populer adalah memberikan waktu.
Beberapa orang teman saya seringkali melakukan kunjungan ke panti werdha ataupun rumah sakit, sekadar untuk duduk dan menemani orang lansia ataupun pasien mengobrol.
Ada juga yang menyumbangkan tenaga. Saat bencana melanda negri kita, banyak relawan yang datang hanya untuk bekerja membersihkan sampah dan puing tanpa dibayar.

Ada satu film bagus tentang perilaku menolong, yaitu Pay It Forward.
Inti dari film itu bisa menjadi pelajaran baik bagi kita.
Saat ada orang lain yang menolong Anda, jangan membalasnya langsung kepada orang tersebut melainkan tolonglah orang lain.
Dengan demikian, kebaikan tidak akan berhenti pada dua orang saja, tetapi akan terus berlanjut dan menyebar ke lebih banyak orang.

-----
Tulisan ini di ambil dari Kompas, Jum’at - 30 Oktober 2009. by Dinastuti, M.Psi, psikolog bidang klinis, dosen, sekaligus trainer di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta.
ditulis lagi oleh Welly Doang di Group FB :  AKADI (Aku, Kamu & Dia) itu sebenarnya siapa ???
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...