Intisari ajaran Islam ialah kalimat Tauhid لا إله إلا الله . Kalimat ini berlandaskan kepada dua rukun: kalimat an-nafyu (penafian) dan kalimat al-itsbat (peneguhan). Ibnul Qayyim berkata: “Penafian
total bukan merupakan tauhid, demikian pula peneguhan semata tanpa
penafian. Maka bukanlah tauhid kecuali jika ia mengandung penafian dan
peneguhan sekaligus; itulah hakikat tauhid.”
Penafian yang dimaksud di sini ialah menafikan atau mengingkari segala
jenis ilah atau sembahan, sedangkan peneguhan yang dimaksud ialah
meneguhkan atau mengokohkan bahwa hanya Allah sajalah satu-satunya ilah
yang benar. Semua ilah selain Allah dinafikan sebab selain Allah
hanyalah merupakan ilah-ilah gadungan. Allah سبحانه و تعالى berfirman:
أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS An_naml 64)
Barangsiapa memenuhi sisi peneguhan (itsbat) saja tanpa memenuhi sisi
penafian (nafyu), maka dia bukanlah seorang mukmin. Demikian pula
sebaliknya, siapa yang menetapi sisi penafian saja dan mengabaikan sisi
peneguhan, maka dia bukan seorang mukmin. Tidaklah seseorang disebut
mukmin sejati kecuali dia memenuhi kedua rukun tersebut secara
bersamaan; yakni memenuhi rukun itsbat dan nafyu (secara bersamaan) baik
dalam segi i’tiqad (keyakinan), perkataan dan perbuatan, yang zhahir maupun yang batin.
Kalimat لا إله (tidak ada ilah) mewakili sisi penafian seorang mukmin
terhadap segala bentuk ilah-ilah gadungan yang hadir di dunia.
Kemantapan seseorang dalam memaknai sisi ini menyebabkan dirinya
memiliki kebebasan dari dominasi siapapun dan apapun dalam hidupnya di dunia yang fana ini.
Sedangkan kalimat إلا الله (kecuali Allah) mewakili sisi peneguhan
seorang mukmin bahwa satu-satunya ilah hakiki di dunia ini yang dia
puja, puji, cintai, patuhi serta takuti hanyalah Allah سبحانه و تعالى .
Seorang mukmin berjuang untuk membangun keterikatan dirinya kepada ilah Yang Satu itu, yakni Allah سبحانه و تعالى .
Jadi, ideologi seorang mukmin adalah ideologi yang sekaligus menghimpun
kebebasan dengan keterikatan. Kebebasan dirinya dari segenap ilah
gadungan yang menawarkan berbagai nilai-nilai yang bersumber dari selain
Allah, terutama dari musuh Allah yakni setan. Dan keterikatan dirinya
kepada Allah سبحانه و تعالى dan segenap nilai-nilai yang bersumber dari
ilah Yang Satu tersebut.
Keterikatan yang menyebabkan dirinya secara
otomatis juga terikat kepada Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم dan
Dienullah Al-Islam. Bukan selain itu...! Maka Nabi Muhammad صلى الله
عليه و سلم bersabda:
مَنْ قَالَ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
"Barangsiapa yang mengatakan; RADHIITU BILLAAHI RABBAN WA BIL-ISLAAMI DIINAN WA BIMUHAMMADIN RASUULAN (Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai dien-ku dan Muhammad sebagai rasul), maka wajib baginya untuk masuk Surga.” (HR Abu Dawud) Shahih
Demikianlah ideologi seorang mukmin, atau lebih tepatnya iman serta
aqidah seorang mukmin. Segala sesuatu ia pandang dan jalankan
berlandaskan pemahaman serta keyakinannya terhadap kalimat Tauhid.
Seorang mukmin dengan demikian menjadi manusia yang mengerti hakekat
kebebasan yang bertanggung-jawab. Bukan kebebasan mutlak tanpa batas.
Sebab pada hakikatnya tidak ada manusia yang benar-benar hidup dengan
kebebasan mutlak tanpa batas. Pasti setiap manusia memiliki keterikatan
kepada sesuatu, baik diakuinya maupun tidak.
Adapun para pengikut setan (baca: hizbusy-syaithan) berjuang untuk menegakkan freedom
(kebebasan) yang terlepas samasekali dari keterikatan apapun.
Setidaknya, demikianlah yang mereka serukan. Sehingga jika kita coba
analisa falsafah mereka berdasarkan perspektif kalimat Tauhid, maka
berarti mereka hanya mau menerima bagian pertama saja dari kalimat
Tauhid, yakni لا إله (tidak ada ilah). Dan inilah sesungguhnya sikap
para pendukung setan. Mereka tidak mau mengakui adanya ilah apapun dan
siapapun yang mendominasi atas dirinya, termasuk ilah yang hakiki, yakni
Allah سبحانه و تعالى ...! Mereka adalah kaum kafir atau pengingkar
terhadap Allah dan segenap nilai-nilai yang bersumber dari-Nya. Memang,
para pengikut setan sesungguhnya mengikuti jejak pemimpin besar mereka
yaitu iblis. Allah سبحانه و تعالى berfirman mengenai iblis sebagai
berikut:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.” (QS Al-Baqarah 34)
Golongan yang kafir pengikut setan ini merupakan golongan yang hanya
ingin kebebasan tanpa kerikatan apapun, terlebih keterikatan kepada
Allah سبحانه و تعالى ..! Mereka adalah kaum yang sombong lagi
membangkang terhadap Allah Yang Maha Kuasa sebab mereka tidak mau
bersusah payah untuk terikat, berkomitmen dan menunjukkan kesetiaan
kepada ilah sejati, Allah سبحانه و تعالى .
Tetapi dalam kenyataannya, sebenarnya mereka tetap terikat kepada sesuatu, walaupun mereka tidak mau mengakuinya. Mereka bersikeras mengatakan bahwa mereka hidup dalam kebebasan total, tanpa keterikatan apapun. Namun sejatinya mereka tetap terikat kepada sesuatu. Apakah sesuatu itu? Itulah yang disebut Allah dengan istilah hawa nafsu. Mereka mengikuti hawa nafsu. Mereka terikat dengan hawa nafsu. Bahkan mereka menjadikan hawa nafsu sebagai ilah mereka..!
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ
وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai ilah-nya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan
Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan
tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk
sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?” (QS Al-Jatsiyah 23)
Jadi, falsafah setan pada akhirnya akan menggiring manusia menuju
penghambaan diri kepada selain Allah, yakni dalam hal ini kepada hawa
nafsunya sendiri. Ia menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya. Ia
menolak menjadikan Allah سبحانه و تعالى sebagai ilah, malah ia mengambil
ilah lain selain Allah yang ia ikuti, taati dan cintai. Berarti, ia
tidak saja kafir kepada Allah سبحانه و تعالى tetapi ia sekaligus menjadi
seorang musyrik.....! Pantaslah bilamana kondisinya menyebabkan Allah membiarkannya
sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah mengunci mati pendengaran dan
hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya...! Wa na’udzubillahi
min dzaalika.
Dan semua keterangan di atas menjelaskan kepada kita mengapa ketika icon Ratu Setan berrencana datang ke negeri ini ada sebagian masyarakat (baca: kaum pengikut setan) yang begitu getol menyambutnya bahkan merasa geram, terusik serta kecewa berat menghadapi sebagian masyarakat (baca: kaum beriman insyaAllah) yang menolak kehadiran Ratu Setan tersebut. Kita dapat menduga bahwa para fans Ratu Setan ini sudah sedemikian mengunyah-ngunyah falsafah setan yang disebarluaskannya sehingga sulit bagi mereka untuk dapat menerima masukan apalagi petunjuk yang disampaikan kaum beriman. Allah secara tegas mengatakan: “Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
Dan semua keterangan di atas menjelaskan kepada kita mengapa ketika icon Ratu Setan berrencana datang ke negeri ini ada sebagian masyarakat (baca: kaum pengikut setan) yang begitu getol menyambutnya bahkan merasa geram, terusik serta kecewa berat menghadapi sebagian masyarakat (baca: kaum beriman insyaAllah) yang menolak kehadiran Ratu Setan tersebut. Kita dapat menduga bahwa para fans Ratu Setan ini sudah sedemikian mengunyah-ngunyah falsafah setan yang disebarluaskannya sehingga sulit bagi mereka untuk dapat menerima masukan apalagi petunjuk yang disampaikan kaum beriman. Allah secara tegas mengatakan: “Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
Bila “kebebasan tanpa keterikatan” telah menjadi falsafah bahkan ideologi sekumpulan orang, maka akhirnya mereka akan mempeturutkan hawa nafsu sebagai ilah-nya. Dengan dalih freedom of speech (kebebasan berpendapat) dan freedom of expression (kebebasan mengungkapkan perasaan hati alias memenuhi hawa nafsu) mereka tidak merasa bersalah sama sekali untuk mempersekutukan Allah dengan hawa nafsunya. Bahkan hawa nafsunya lebih dia agungkan daripada Allah سبحانه و تعالى ...! Coba simak ayat-ayat setan yang dilantunkan oleh Ratu Setan tersebut. Salah satu lagu paling populernya adalah yang berjudul Born This Way (Terlahir Seperti Ini). Coba perhatikan nuansa falsafah setan yang dipromosikannya. Di sini kita kutip sebagian saja dari lirik lagu tersebut:
Rejoice and love yourself today
'Cause baby, you were born this way
No matter gay, straight or bi
Lesbian, transgendered life
I'm on the right track, baby
I was born to survive
Artinya:
Bersukacitalah dan cintailah dirimu sendiri pada hari ini
Karena Anda terlahir seperti ini, sayang
Tidak peduli gay, lurus atau bisex
Lesbian atau kehidupan transgender
Aku di jalur yang benar, sayang
Aku terlahir untuk bertahan hidup
Melalui lirik lagu di atas, jelas sekali bahwa artis agen Sistem Dajjal
ini memang penyebar falsafah setan sejati. Dia menggiring fans-nya untuk
menuduh Allah sebagai penyebab dirinya menjadi seperti itu. Apakah
menjadi seorang gay, bisex, lesbi ataupun transgender. Itu bukan
masalah, karena memang terlahir seperti itu. Bahkan ia yakin bahwa
penyimpangan sexualnya itu merupakan “karunia” dari Tuhan. Na’udzubillahi min dzaalika...! Coba simak bagian lain dari lirik lagu yang sama itu:
I'm beautiful in my way
'Cause God makes no mistakes
I'm on the right track, baby
I was born this way
Artinya:
Aku cantik dengan caraku
Karena Tuhan tidak membuat kesalahan
Aku di jalur yang benar, sayang
Aku terlahir seperti ini
Padahal seorang mukmin yakin bahwa Allah سبحانه و تعالى menciptakan setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah
(suci, murni, tanpa dosa). Tidak mungkin Allah melahirkan manusia
dengan bawaan sejak lahir untuk menjadi pendosa seperti seorang gay atau
lesbian. Ini namanya bersangka-buruk kepada Allah سبحانه و تعالى ...!
Ini merupakan sebuah tuduhan keji terhadap Allah سبحانه و تعالى ...!Nabi
Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah.” (HR Bukhari) Shahih
Falsafah setan mengajarkan kebebasan mutlak. Bohong besar bila mereka
mengatakan hidupnya tanpa keterikatan kepada apapun, Justeru para
pengikut setan membangun keterikatan kepada hawa nafsunya. Hawa nafsunya
yang telah ia relakan untuk dikuasai dan disetir oleh kemauan setan
terkutuk.
وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا
“Barang siapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.” (QS An-Nisa 38)
Info ini saya dapatkan dari bolehjadikiamatsudahdekat.com/