"Tazdkirah adalah wahyu suci yang diterima Mirza Ghulam Ahmad. Yang kemudian dituliskannya, tapi Tazdkirah bukan kitab suci," ujar anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Syamsir Ali, saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) antara Komisi VIII dengan JAI di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/2/2011). [1]
TADZKIRAH BUKAN KITAB SUCI AHMADIYAH
Perhatikanlah baik-baik kalimat yang tertulis di halaman sampul buku Tadzkirah! Disitu tertulis: TADZKIRAH YAKNI WAHYU MUQADDAS RU’YA WA KUSYUF HAZRAT BANI SILSILAH AHMADIYAH “ dan tidak tertulis “TADZKIRAH YAKNI KITAB MUQADAS……..dan seterusnya.”
Bagi orang yang sedikit punya ilmu bahasa Arab akan mengerti apa itu SIFAT MAUSUF. Jadi sifat Muqaddas yang artinya suci dari Allah Swt. serta terbebas dari syaitani adalah tertuju kepada sifat dari Wahyu, ru’ya dan kasyaf yang ada di dalamnya dan bukan sifat dari buku atau kitab itu! (harap maklum, bahwa kata ‘buku’ di dalam bahasa Arab dan Urdu adalah ‘kitab’. Jadi artinya yang TEPAT dan BENAR serta AKURAT adalah “ TADZKIRAH YAKNI (YAITU) WAHYU SUCI, RU’YA DAN KASYAF PENDIRI SILSILAH AHMADIYAH.
Alhasil, sangat KELIRU kalau diterjemahkan atau dikatakan KITAB SUCI ATAU KITAB SUCI TADZKIRAH!! Pendek kata, sudah menjadi harga mati bahwa Kitab suci orang Muslim Ahmadiyah adalah Al-Qur’an yang 30 juz. Satu ayat bahkan satu huruf atau satu titik pun tidak ada yang dikurangi atau ditambah.
Dan Jemaat Muslim Ahmadiyah dalam umurnya yang ke 119 tahun atau dalam Jublium 100 tahun Khilafatnya sedang menyelesaikan untuk menerjemahkan Alquran kedalam 100 bahasa dunia serta telah berhasil mengajarkan dan menyebarkannya di 190 negara di dunia. Sedangkan tentang Tadzkirah, seperti diterangkan di halaman 1 diatas yang artnya TADZKIRAH YAKNI(YAITU) WAHYU SUCI, RU’YA, KASYAF DARI PENDIRI SILSILAH AHMADIYAH awalnya adalah berupa catatan-catatan pendiri Ahmadiyah tentang kasyaf, ilham, wahyu dan mimpi-mimpi yang benar yang beliau terima sendiri dari Allah Ta’ala dan beliau catat dibanyak buku, selebaran atau majalah-majalah yang diterbitkan di zaman beliau.
Setelah 27 tahun beliau meninggal (jadi Hazrat Mirza Ghulam Ahmad tidak mengetahui), yaitu tahun 1935 catatan-catatan itu dikumpulkan, dihimpun, dan diberi nama ‘Tadzkirah’. Sebelum tahun 1935 – saat Ahmadiyah telah berdiri di dunia selama 46 tahun – kumpulan catatan itu belum mempunyai nama. Jadi, nama Tadzkirah itu baru ada setelah dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 1953. Sedangkan cetakan ke-2 dan ke-3 diterbitkan masing-masing pada tahun 1956 dan 1969. karena itu, mengatakan bahwa Tadzkirah adalah kitab sucinya Ahmadiyah adalah perkataan yang sangat janggal dan hujatan palsu yang sangat keji. Di India dan Pakistan sendiri tidak pernah ada hujatan semacam ini.
Pendiri Ahmadiyah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad MENEGASKAN : “tidak ada yang masuk kedalam Jamaah kami kecuali orang yang telah masuk Islam dan mengikuti Kitab Allah Al-Qur’an dan Sunnah-sunnah junjungan kami, Muhammad Saw. yang merupakan sebaik-baiknya ciptaan serta telah yakin benar berkenaan dengan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Pengasih dan Rasul-Nya, Hari Qiamat, Surga dan Neraka; dan ia (setiap Ahmadi) berjanji dan berikrar tidak akan memilih agama selain AGAMA ISLAM serta ia akan mati di atas agama ini, yaitu agama fitrah dengan berpegang teguh kepada Kitab Allah Yang Maha Tahu dan mengamalkan setiap apa yang terbukti sebagai sunnah, Al-Qur’an dan Ijma’ Sahabat yang mulia; dan siapa yang mengabaikan tiga hal ini, sungguh ia telah membiarkan jiwanya dalam Api Neraka”. ( RUHANI KHAZAIN,19 : 315 ) [2]
KALIMAT-KALIMAT DARI ISI BUKU TADZKIRAH YANG MIRIP DENGAN AYAT AL-QUR'AN.
Anggota Komisi Fatwa MUI Provinsi Sumatera Utara Ramli Abdul Wahid pernah melakukan bedah buku Tadzkirah menemukan kalimat-kalimat yang sama dengan ayat Al-Quran.[3]
Contoh isi Tazkirah yang mirip dengan Al-Quran adalah Ya Ahmadu uskun anta wa zaujukal jannah yang berarti "Hai Ahmad, diamlah engkau dan isterimu di dalam sorga)," Ayat ini mirip dengan Ya Adamu uskun anta wa zaujukal jannah yang berarti "Hai Adam. Diamlah engkau dan isterimu dalam surga." sebagaimana di dalam Al Quran.
Kemudian bunyi Inna anzajnahu qariban minal Qadiyan yang berarti "Kami turunkan (Tazkirah) dekat dari Kadiyan)." mirip dengan ayat Inna anzalnahu fi lailatil qadr yang berarti "Sesungguhnya, Kami menurunkannya (Al-Quran) pada malam yang agung." yang terdalam surat Al Qadr dalam Al Quran.
Tentang ayat-ayat Al-Qur'an yang dibolak-balik dan secara lengkap bisa lihat dsini [4]
AHMADIYAH ORGANISASI SESAT DAN MENYESATKAN
Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah mengkaji buku ini dan sepakat menyimpulkan bahwa Ahmadiyah adalah organisasi sesat dan menyesatkan.
Lihat Video MUI "Membedah Kitab Ahmadiyah" [5]
Berikut ini adalah beberapa isi Tadzkirah, kitab suci Ahmadiyah yang menunjukkan ajaran kesesatan sebagaimana dikutip dari berbagai sumber. [6]
1. Ahmadiyah menghina Allah, dengann mengaku sebagai anak Allah: "Engkau (Mirza Ghulam Ahmad) di sisi-Ku seperti kedudukan anak-anak-Ku, Engkau dari Aku dan Aku dari Engkau." (Tadzkirah hal 436).
2. Mirza Ghulam Ahmad meyakini menyatu dengan Allah: "Maka Aku melihat bahwa roh-Nya meliputiku dan bersemayam (berada) di badanku dan mengurungku dalam lingkungan keberadaan-Nya, sehingga tidak tersisa dariku satu (atom) pun. Dan aku melihat badanku, ternyata anggota badan-Nya Allah, dan mata-Nya adalah matanya Allah, & lidahnya adalah lidah-Nya pula." (Tadzkirah hal 196).
3. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sederajat dgn ke-Esa-an Allah: "Wahai Ahmad-Ku, Engkau adalah tujuan-Ku, kedudukan-Mu di sisi-Ku sederajat dengan ke-Maha-Esaan-Ku, Engkau terhormat pada pandangan-Ku." (Tadzkirah, hal 579)
4. Mirza Ghulam Ahmad mengaku lebih sempurna dari Allah: "Nama Mirza Ghulam Ahmad sangat sempurna, sedang nama Allah tidak sempurna
5. Ahmadiyah mengkafirkan umat Islam yang bukan non-Ahmadiyah: "Bahwa Allah telah memberi kabar kepadanya, sesungguhnya orang yang tidak mengikutimu dan tidak berbaiat padamu dan tetap menentang kepadamu, dia itu adalah orang yang durhaka kepada Allah dan rasul-Nya dan termasuk penghuni Neraka jahim”. (Tadzkirah, hal 342).
6. Jemaat Ahmadiyah tak boleh salat dengan non-Ahmadiyah: "Sesungguhnya Allah telah menjelaskan padaku, bahwa setiap orang yang telah sampai padanya dakwahku kemudian dia tidak menerimaku, maka dia bukanlah seorang Muslim dan berhak mendapatkan siksa Allah." (Tadzkirah, hal 600).
7. Ahmadiyah mengklaim Tadzkirah sebagai kitab suci yang paling benar: "Sesungghuhnya kami telah menurunkan kitab suci Tadzkirah ini dekat dengan Qadhian (India). Dan dengan kebenaran kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun." (Tadzkirah, hal 637).
8. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Rasulullah: "Dan katakanlah, Hai manusia sesungguhnya saya rasul Allah kepada kamu sekalian."
9. Semua manusia harus tunduk kepada Mirza Ghulam Ahmad: “Kami tempatkan manusia di bawah telapak kakimu.” (Tazkirah, hal 744).
10. Mirza Ghulam Ahmad adalah utusan Allah: “Hai Ahmad, engkau telah dijadikan utusan-Ku.” (Tazkirah, hal 487).
11. Anggota Ahmadiyah akan masuk surga: “Laknat Allah atas orang yang kafir. Diberkahi orang yang bersama-Mu dan orang di sekitar-Mu”. (Tazkirah, hal 751).
(Maaf) Tulisan ini bukan untuk memperkeruh suasana tapi Isi buku tsb walau di tulis hanya sebagian kecil saja (Yang lainnya bisa buka disini).
Mudah-mudahan postingan ini bisa membuka mata hati kita untuk membedakan mana yang benar dan salah. Untuk Menjaga Ketertiban Negeri Kita, mari kita luruskan keimanan saudara2 kita yg lemah tersebut dengan kepala dingin dan bijak serta jangan melalui kekerasan, supaya mereka kembali ke jalan yang benar. Semoga pintu hati mereka terbuka... Amien...
Referensi :
[1]. Ahmadiyah Tazdkiroh Bukan Kitab Suci (DetikNews.com)
[2]. Tazkirah Bukan Kitab Suci Ahmadiyah (AjaranIslam.com)
[3]. Ayat Kitab Suci Tadzkirah Ahmadiyah Tiru Al-Qur'an (Inilah.com)
[4]. Penerangan Ahmadiyah Full (Scribd.com)
[5]. MUI "Membedah Kitab Ahmadiyah" (YouTube.Com)
[6]. Inilah Isi Kitab Ahmadiyah Yang Menyesatkan (HarianBerita.com)