Sigil sendiri banyak dipakai melalui media hiburan seperti musik dan film. Sayangnya, salah satu unsur sigil juga terselip di band Queen.
Jika secara seksama kita lihat, lambang Queen menampilkan lambang Horus (dalam band Queen dipakai Elang) yang besar menghadap ke kanan untuk menampilkan Sang Mata Satu. Horus tersebut juga diapit oleh dua buah singa yang selama ini khas tertera pada logo-logo Kabbalah di berbagai tempat.
Sebenarnya, simbol singa yang dipakai Queen tidak lain berasal dari salah satu simbol suku kaum Bani Israel yaitu suku Judah, yang biasa kita kenal dengan nama suku Yahuda.
Kisah pemakaian lambang Singa bermula saat Nabi Yaakub memuliakan anak keempatnya, yaitu Judah dengan gelaran Gur Aryeh yang bermakna sang Singa Muda. Hal ini bisa kita baca dalam kisah dalam Perjanjian Lama, tepatnya di kitab Kejadian 49:9
“Yehuda bagaikan singa muda; ia membunuh mangsanya, lalu kembali ke sarangnya; ia menggeliat lalu berbaring, dan tak seorang pun berani mengusiknya.”
Dua model perpaduan singa dan elang ini juga menjadi karakteristik sinagog kaum Yahudi. Di Israel sendiri, tidak sedikit Sinagog yang memakai lambing Singa dan Elang secara bersamaan seperti yang terjadi di Sinagog Adath di Israel. Sebuah buku yang ditulis oleh Rabbi Michael dan Gail Zeitle, juga memiliki judul menarik, “Why Israel Is Supernatural - The Eagle, the Lion, & Miracles”. Buku ini menceritakan tentang filosofi dari bangsa Israel dan perjalanan spiritual bangsa itu.
Kembali ke konteks Queen, Freddie Mercury, sang vokalis, adalah seorang penganut Zoroaster. Zoroaster sendiri adalah cikal bakal agama Majusi yang dinyatakan banyak kesesatannya dalam Al Qur’an.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi`iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya, Allah menyaksikan segala sesuatu.” (QS Al-Hajj [2]: 17)
Dalam kepercayaan Majusi, mereka memiliki dua Tuhan, yang berupa Tuhan Kebaikan dan Tuhan Keburukan. Sesuai namanya, dua Tuhan ini pun saling bertentangan. Dalam kepercayaan Majusi, Tuhan kebaikan disebut dengan nama Ahura Mazda. Sedangkan Tuhan Keburukan disebut dengan nama Ahriman. Ahura Mazda selalu bertarung dengan Ahriman sebagai penguasa kegelapan. Hingga pada perkembangannya, Ahriman diadopsi orang-orang Ibrani sebagai setan, Iblis, Azazil, atau Lucifer.
Personifikasi Lucifer akan kuat terasa pada lagu Queen yang berjudul Bohemian Rhapsody. Sekalipun ada kata-kata Bismillah dalam lagu itu, akan tetapi pengutipan frase Bismillah dalam Lirik Bohemian sama sekali tidak mewakili Islam. Sebab di satu sisi, Mercury mengumandangkan nama Allah dalam Bismillah, tapi di sisi lain, dia juga mengucapkan nama Iblis, Beelzebub.
“Bismillah! We will not let you go. (Let him go!) Bismillah! We will not let you go…. Beelzebub has a devil put aside for me, for me, for me.”
Freedy Mercury sendiri akhirnya tutup usia dengan kondisi yang tidak berdaya. Ia mengidap AIDS yang selama ini ia tutup-tutupi kepada penggemarnya, termasuk juga orientasi seksualnya yang mencintai sesama jenis. Lantas, sebagai pemeluk Zoroaster yang taat, upacara kematian Mercury pun dilangsungkan secara tertutup dengan menggunakan tata cara Zoroaster.
Info ini didapat dari : www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/music-is-the-rhythm-of-my-life.htm