DALAM dunia profesional, orang tidak semata-mata dinilai berdasarkan ide mereka yang cemerlang, etos kerja yang baik, atau resume yang mengagumkan. Sering kali, kita juga dinilai berdasarkan cara kita merepresentasikan diri, atau dengan lain kata: bahasa tubuh kita yang dianggap bisa mewakili apa yang menjadi pendapat sekaligus keinginan kita.
Sayangnya, tanpa disadari kita sering menggunakan bahasa tubuh yang keliru sehingga dapat merusak citra profesional yang berusaha dibangun. Hal tersebut tentu saja merugikan dan berdampak buruk terhadap kemajuan karier. Nah, berikut ini adalah sejumlah bahasa tubuh yang harus Anda hindari dalam dunia profesional:
1. Menciutkan diri
Kaum perempuan memiliki kecenderungan untuk menciutkan diri agar sosok mereka terlihat lebih mungil dari sebenarnya. Ayo mengaku, siapa di antara Anda yang hobi menyilangkan kedua kaki dan tangan, sambil duduk bersandar dalam posisi merosot gontai di kursi. Padahal, menurut Carol Kinsey Goman, pelatih eksekutif dan penulis buku berjudul The Nonverbal Advantage, bahasa tubuh tersebut mengisyaratkan diri Anda inferior dan tunduk terhadap perintah apapun.
2. Tebar senyum
Tidak ada yang melarang Anda untuk tersenyum. Malahan, terseyum kepada rekan kerja atau atasan dan orang lain di kantor termasuk salah satu tata krama untuk menjalin keakraban di antara sesama. Akan tetapi, lain cerita jika Anda tidak bisa membedakan kapan harus memasang wajah tersenyum yang ramah, dan kapan waktunya memasang raut wajah serius.
Perempuan sering kali tersenyum saat menghadapi situasi negatif seperti ketika sedang memberikan kritik atau teguran. Padahal, menurut Kinsey Goman, hal terpenting yang harus ditanamkan di kepala adalah keselarasan. Apa yang Anda sampaikan harus sesuai dengan bahasa tubuh yang diperlihatkan.
Apabila Anda tersenyum saat melontarkan kritik atau teguran kepada seseorang, maka orang tersebut tidak akan menganggap hal itu sebagai sesuatu hal yang serius.
3. Jabat tangan lemah
Menurut Carey O'Donnell, presiden Carey O'Donnell Public Relations Group, cara seseorang berjabat tangan bisa mengindikasikan satu dari tiga hal. Pertama, orang tersebut berusaha mendominasi. Kedua, orang tersebut bisa didominasi. Ketiga, orang tersebut membuat kita merasa nyaman.
Idealnya, kategori ketiga merupakan cara berjabat tangan yang paling baik. Akan tetapi, kaum perempuan cenderung melakukan jabat tangan yang mengindikasikan kategori kedua: bisa didominasi. Dalam berjabat tangan, pihak yang dominan akan menghadapkan telapak tangannya ke bawah, sementara pihak yang tunduk berjabat tangan dengan telapak tangan menghadap ke atas.
Belajarlah untuk berjabat tangan secara benar untuk mendapatkan impresi yang tepat: berdiri berhadapan, telapak tangan dalam posisi vertikal, genggaman terasa mantap, dan jalin kontak mata dengan lawan berjabat tangan sambil melempar senyum.
4. Menyilangkan sebelah lengan
Banyak perempuan berdiri dengan sebelah lengan memeluk lengan yang lain di samping tubuhnya. Saran O'Donnell, jangan lakukan itu! Sebab posisi tersebut menunjukkan kegugupan dan rasa percaya diri yang rendah. Satu lengan yang memeluk lengan lainnya itu mengindikasikan orang tersebut berjuang keras untuk meredakan ketegangan.
5. Memiringkan kepala
Memiringkan kepala merupakan salah satu cara untuk menunjukkan bahwa Anda mendengarkan secara seksama apa yang sedang dikatakan oleh lawan bicara. Dalam lingkungan kerja, sikap tubuh itu juga bisa dibaca sebagai sinyal yang memperlihatkan persetujuan. Akan tetapi, memiringkan kepala juga bisa disalahartikan sebagai salah satu jurus menggoda, terutama jika dipraktekkan di depan lawan jenis.
Dalam dunia profesional, Kinsey Goman menyarankan agar kita mengucapkan sesuatu dengan kepala tegak untuk menciptakan kesan berwibawa.