Saturday, August 11, 2012

Bukti Foto Monster Loch Ness Terbaru, Benar Atau Tidak?

Oleh: Benjamin Radford, LiveScience Bad Science Columnist | LiveScience.com 

George Edwards, seorang nakhoda yang menghabiskan waktu puluhan tahun mencari makhluk yang diduga mendiami Loch Ness, menyatakan bahwa akhirnya dia menemukan monster yang sukar dipahami tersebut dan mengabadikannya dalam sebuah foto.


Pada 2 November 2011, Edwards memotret benda yang tampak seperti sebuah punuk tunggal di perairan dari dek kapalnya yang dinamakan “Nessie Hunter.” Edwards mengatakan bahwa makhluk tersebut “bergerak perlahan di danau menuju Istana Urquhart dan berwarna abu-abu gelap. Makhluk tersebut terletak jauh dari kapal, mungkin sekitar 0,8 kilometer namun sulit untuk dipastikan karena berada di air,” tulis Daily Mail, yang memajang foto Edward

Dia melihat objek selama lima hingga 10 menit sebelum objek tersebut berlahan tenggelam dan tidak muncul kembali ke permukaan.


Edwards mengatakan bahwa dia menunggu untuk merilis foto tersebut hingga pakar (yang dirahasiakan namanya), memeriksa foto tersebut. Anehnya, Daily Mail mengutip bahwa dia mengatakan foto tersebut sudah “diverifikasi secara independen oleh sebuah tim ahli militer AS untuk monster.” Padahal, militer AS tidak memiliki sebuah tim “ahli monster” untuk memeriksa makhluk besar, yang tidak diketahui di seluruh dunia. 


Mungkin “verifikasi” yang dimaksud sekadar menyatakan bahwa foto tersebut asli (bukan hasil manipulasi digital) dari objek yang berada di perairan. Bentuk makhluk tersebut juga dipertanyakan karena bisa jadi itu hanya ikan, kayu yang mengapung atau bahkan monster laut.

Deskripsi Edwards dari penemuannya tersebut menimbulkan lebih banyak pertanyaan. Contohnya, jika dia melihat objek tersebut selama 5-10 menit, mengapa dia hanya memotret satu kali? Rentang waktu tersebut cukup untuk mengambil puluhan atau ratusan foto. Dan meskipun objek yang tidak dikenal tersebut terlihat besar, tidak mungkin untuk menentukan ukurannya karena kita tidak tahu jarak pasti dari objek (meskipun Edward mengatakan berjarak 0,8 kilometer) dan tidak ada skala di dekat situ yang dapat membantu penentuan ukurannya. 

Bergantung pada seberapa dekat objek tersebut pada kamera, makhluk tersebut dapat memiliki panjang 1,5 meter atau 15 meter. 

Petunjuk samar untuk misteri?


Ada banyak makhluk yang tidak diketahui, namun jika penemuan Edwards benar, hal tersebut dapat memberikan petunjuk penting untuk identitas “monster” tersebut. Objek misterius lainnya yang mengambang di danau diketahui berperilaku sama seperti apa yang dituturkan Edwards – contohnya, penemuan “Champu” yang paling terkenal, yang hidup di Danau Champlain, Vermont. 

Seorang wanita bernama Sandra Mansi melihat dan memotret “Champ” membuat foto tersebut menjadi “foto terbaik” dari monster danau di mana pun.

Makhluk berpunuk berwarna gelap tersebut kemudian dikatakan mungkin merupakan batang pohon yang tenggelam yang muncul ke permukaan akibat gas apung yang tercipta saat penguraian. Kayu tersebut naik ke permukaan, terapung selama 5-10 menit (pada saat di mana kayu tersebut terlihat sama persis seperti punuk monster), kemudian tenggelam kembali dan tidak pernah terlihat lagi. Itu memang fenomena yang disusun apik yang dapat — dan sudah — menciptakan foto dan kesaksian penglihatan penampakan monster danau yang palsu.

Hipotesis kayu mengambang tersebut juga menjelaskan mengapa gambar-gambar tersebut bagus, tidak seperti biasanya: Tidak sama seperti binatang atau gelombang yang muncul selama beberapa detik dan menghasilkan gambar yang kabur, sebuah kayu tetap diam selama beberapa menit, sehingga dapat menghasilkan foto yang lebih tajam dan jelas. Kemudian objek tersebut tenggelam kembali ke dasar danau dan tidak pernah muncul lagi, sehingga menjadi foto monster yang misterius “yang terbaik yang pernah ada.”

Solusi untuk salah satu foto monster “terbaik yang pernah ada” tidak memberikan solusi pada foto “terbaik yang pernah ada” lainnya, meskipun Danau Champlain dan Danau Ness (Loch Ness) memiliki banyak kesamaan karakteristik (termasuk hutan tepi danau). Kesamaan tersebut mematahkan kebenarannya, dan membuat orang dapat mencurgai fenomena hidrologis alami yang sama yang bertanggung jawab atas terciptanya kedua foto monster tersebut.

Tentu saja ada insentif ekonomi yang besar untuk mempromosikan monster seperti Nessi, yaitu pariwisata. Loch Ness merupakan daya tarik utama pariwisata Skotlandia, dan Edwards bekerja sebagai pemandu wisatawan yang berasal dari seluruh dunia yang berharap dapat melihat sekilas monster terkenal tersebut. 

Tidak pernah ada orang yang menganggap Edwards memalsukan foto tersebut, namun rasanya adil jika sebuah bentuk ambigu terlihat di perairan Ness, interpretasi monster tersebut tampaknya akan diterima daripada sebagai sebuah hal yang biasa. Jika itu merupakan seekor ikan, atau kayu yang mengapung, maka itu tidak akan menjadi berita; jika itu merupakan kemungkinan “bukti terbaik” dari Nessie, maka itu akan menjadi berita internasional.

Monster Loch Ness pertama kali diketahui masyarakat internasional pada 1930-an setelah sebuah foto yang tersebar luas menampilkan sebuah kepala dan leher berkelok. Foto tersebut, diambil oleh seorang ahli bedah asal London bernama Kenneth Wilson, yang dianggap sebagai bukti terbaik Nessi — hingga akhirnya foto tersebut diakui palsu beberapa dekade setelah itu. 

Loch Ness sendiri telah berulang kali diteliti selama lebih dari 70 tahun, menggunakan segala cara, mulai dari kapal selam kecil, penyelam dan kamera yang diikatkan pada lumba-lumba, pada 2003, sebuah tim peneliti yang disponsori oleh British Broadcasting Corporation (BBC) melakukan penelitian yang paling besar dan mendalam pada Loch Ness yang pernah dilakukan. Mereka menjelajahi danau menggunakan 600 sinyal sonar terpisah dan navigasi satelit. Hasilnya, tidak ada makhluk besar yang ditemukan. 

Jika Edwards memang memotret sebuah kayu yang mengapung, tidak mungkin untuk membuktikannya dengan cara apapun dalam sembilan bulan mendatang. Foto Edwards bisa jadi atau memang bukan monster Loch Ness, namun satu hal yang pasti: Itu bukan bukti foto “terbaik” pertama yang pernah ada, dan foto tersebut juga tidak akan menjadi yang terakhir.

No comments:

Post a Comment