Thursday, July 15, 2010

Fidel Castro Kecam Rencana Serangan AS ke Iran

Seorang warga Kuba menyaksikan mantan pemimpin Fidel Castro yang muncul dalam program acara La Mesa Redonda pada 12 Juli di Havana. Kemunculan tersebut merupakan yang pertama setelah 11 bulan. (Foto: Getty Images)


HAVANA (Berita SuaraMedia) – Fidel Castro, mantan presiden Kuba, untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 11 bulan terakhir muncul di televisi milik pemerintah. Tokoh berusia 83 tahun tersebut tampak sehat saat berbicara panjang lebar membahas mengenai masalah internasional mengenai Mesa Redonda (Meja Bundar), meski terkadang suaranya terdengar lemah.

El Commandante (sang komandan) berbicara perlahan, kemunculannya tersebut membuatnya kembali jadi pusat perhatian setelah lama menghilang.

Castro memperingatkan Amerika Serikat agar tidak meluncurkan serangan terhadap Iran.

Akhir pekan lalu, muncul foto-foto Castro di hadapan publik untuk pertama kalinya sejak Juli 2006, ketika ia menjalani operasi bedah dan menghilang dari hadapan umum.

Kondisi kesehatan yang menurun memaksanya menyerahkan kekuasaan kepada adiknya Raul Castro, 79.

Ia menjalani operasi bedah usus pada 2006. Kesembuhannya dirahasiakan oleh negara, dan kondisi kesehatannya menjadi bahan pembicaraan warga Kuba yang diasingkan di Florida.

Pemimpin revolusi Kuba tersebut duduk di belakang meja di sebuah ruangan kantor yang dihiasi dekorasi minimalis. Ia mengenakan kaus kotak-kotak yang dibalut jaket olahraga berwarna biru dengan resleting di depan kemudian ia mulai menjawab pertanyaan. Lokasi wawancara tersebut dirahasiakan.

Tidak jelas apakah tayangan tersebut disiarkan langsung, namun kantor berita Associated Press melaporkan bahwa Castro merujuk pada sebuah artikel tertanggal 5 Juli dan menyebut koran itu diterbitkan enam hari sebelumnya, mengindikasikan bahwa tayangan itu direkam pada hari Minggu (11/7).

Di awal wawancara, Castro menghabiskan waktu dengan membaca tulisan ahli bahasa AS, Noam Chomsky, dan sejumlah penulis lain. Ia menjelaskan mengapa menurutnya ketegangan di Korea pada akhirnya dapat memicu perang dunia. Sesekali Castro menunjukkan kemampuannya sebagai pembicara yang tegas, sesekali ia jeda berbicara dan membaca isi catatan.

Wawancara hari Senin tersebut diberitakan di halaman depan harian milik Partai Komunis, Granma. Castro pernah muncul dalam rekaman wawancara video dengan televisi Kuba pada bulan Juni dan September 2007.

Kontributor berita BBC di Havana, Michael Voss, mengatakan suara Castro terkadang terdengar lemah dan parau, tapi isi pesan yang disampaikan memang asli pemikiran Fidel, kali ini ia menyerang AS terkait kebijakannya dalam masalah Korea Utara dan Iran.

"Bukannya mengambil langkah-langkah praktis untuk mengurangi ancaman penyalahgunaan senjata nuklir di Iran atau di belahan bumi lainnya, Amerika Serikat memperlihatkan keingian untuk mengendalikan kawasan-kawasan produsen minyak yang penting di Timur Tengah, dan itu siap dilakukan dengan cara yang kasar jika cara-cara lain gagal," katanya.

Menurut Voss, kemunculan mendadak Castro mungkin sengaja dirancang untuk mengirimkan pesan ke luar dan menegaskan bahwa ia tetap menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan di Kuba.

Castro tetap menjadi pemimpin Partai Komunis Kuba dan terus menyebarluaskan pengaruhnya melalui editorial surat kabar yang ditulis secara rutin.

Meski rakyat Kuba terbiasa membaca tulisan Castro mengenai masalah dunia di media lokal, Castro tetap saja jarang muncul sejak tidak lagi berkuasa, ia membantu Raul memperkuat posisi sbagai pemimpin setelah sepanjang hidupnya lebih banyak berada di bawah bayang-bayang Fidel.

Terpisah dari foto-foto dirinya yang terkadang beredar dan menunjukkan dirinya tengah bertemu para pemimpin asing yang berkunjung, ia amat jarang muncul di televisi.

"Lebih tidak biasa lagi adalah kemunculannya minggu lalu yang disertai foto-foto dirinya saat berbicara kepada para staf pusat penelitian di Havana yang muncul di surat kabar terbitan Senin," kata Voss.

Ia tersenyum dan terlihat agak bungkuk, namun relatif sehat.

Meski tidak disebutkan dalam wawancara televisi hari Senin tersebut, kemunculan kembali Castro dilakukan menyusul pengumuman dramatis minggu lalu, ketika pemerintah Kuba setuju membebaskan 52 orang tahanan politik.

Kelompok pertama tokoh oposisi akan diberangkatkan dalam waktu semalam dalam dua penerbangan yang dijadwalkan menuju ibu kota Spanyol, Madrid. (dn/bc/tg)

-----
Sumber : www.suaramedia.com

No comments:

Post a Comment