Thursday, July 15, 2010

CIA: Serangan Israel Ke Nuklir Syiria Sengaja Dirahasiakan

Info terbaru tgl 10 Juli 2010 jam 13:20

Pada tahun 2007 silam, pesawat tempur Israel menghancurkan fasilitas nuklir milik Syiria karena menuding negara tersebut mengembangkan senjata nuklir. CIA mengatakan serangan tersebut sengaja dirahasiakan agar Syiria tidak menyerang balik.


WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Seorang figur senior AS mengungkapkan bahwa proses penghancuran reaktor nuklir Syiria yang dilaksanakan jet-jet tempur Israel pada September 2007 sengaja dirahasiakan agar Presiden Bashar al-Assad tidak melakukan serangan balasan.



Diwawancarai sebuah majalah AS setelah mundur dari CIA, Jenderal Michael Hayden menyatakan: "Informasi awal penghancuran reaktor nuklir Syiria adalah pada April 2007 dan baru dilaksanakan setelah lima bulan."

Hayden menambahkan, "Tidak diperlukan lebih dari dua panggilan telepon untuk merahasiakan proses ini."

Israel sendiri hingga saat ini menolak laporan media yang menyebutkan mengenai serangan terhadap fasilitas nuklir Syiria.

Komentar Hayden dipublikasikan dalam sebuah jurnal intelijen CIA, komentar tersebut mengungkapkan pandangan yang berbeda dari Israel, yang tidak bersedia memberikan komentar atas serangan yang banyak disebut dilakukan Angkatan Udara Israel.

Selubung kerahasiaan yang menyelimuti serangan terhadap fasilitas nuklir di timur Syiria tersebut langsung dibenarkan sesaat setelah operasi, kata Hayden. Hal itu dirahasiakan agar Presiden Bashar Assad tidak merasa malu dan memicunya melakukan serangan balasan.

Selama dua tahun, intelijen Barat meminta data foto satelit situs militer rahasia di dekat perbatasan Syiria - Libanon. Intelijen Barat meminta bantuan khusus dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang citra satelit, Digital Globe. Tidak kurang 16 kali intelijen merekam aktivitas di sebuah wilayah di barat laut Syiria.

Kantor berita Israel Haaretz menyebutkan, Digital Globe menolak mengungkapkan sumber-sumber yang meminta foto satelit. Harian itu mengungkapkan bahwa Israel meminta foto lokasi yang sama sebelum menyerang dua minggu kemudian.

Sebelum ditunjuk sebagai kepala CIA oleh George W. Bush, Hayden adalah seorang perwira senior Angkatan Udara AS dan kepala National Security Agency (NSA). Dia mengundurkan diri Februari lalu setelah Presiden Barack Obama menolak permintaannya memperpanjang masa jabatan selama enam bulan.

Sejumlah analis bersikap kritis terhadap dirilisnya informasi terkait serangan udara tersebut oleh CIA. Mereka menyatakan motif utama CIA adalah menunjukkan kesuksesan intelijen setelah kegagalan mengantisipasi serangan 11 September 2001.

Dalam wawancara tersebut, Hayden diminta menjabarkan dukungannya terhadap pengungkapan peranan intelijen terkait keberadaan reaktor Syiria tersebut. (u/ lenkapnya bs lihat di : www.suaramedia.com)

"Itu adalah masalah politik yang rumit," katanya. "Pertama, saat kami mengetahui hal itu, menjaga kerahasiaannya amat penting. Dirahasiakan karena masalah itu harus ditangani dengan cara-cara yang tidak menciptakan perang di Timur Tengah. Semakin terbuka masalah itu, semaki sulit agar Syiria tidak melakukan serangan balik.Jadi, tidak perlu dipertanyakan mengapa hal itu dirahasiakan.

"Tapi, seiring berjalannya waktu, setelah fasilitas tersebut dihancurkan, ada dua hal yang bejalan, karena ada dua aktor antagonis di sini, Syiria dan Korea Utara," kata Hayden.

"Terhadap Syiria, Anda harus merahasiakannya, karena jika tidak, mereka mungkin akan melakukan hal bodoh jika merasa dipermalukan di hadapan publik. Di sisi lain, terhadap Korea Utara, kami bergerak ke arah kesepakatan baru terkait nuklir, termasuk perkembangbiakan nuklir."

Dalam perselisihan saat keduanya mendekat, tampaknya Hayden benar dan pihak-pihak yang menyarankan kerahasiaan salah. Hampir tiga tahun setelah serangan, dan dua tahun tiga bulan sejak CIA secara resmi merilis informasi tersebut, Syiria tidak melakukan "hal bodoh" dan Assad tidak mengumandangkan perang.

November lalu diberitakan bahwa agen spionase Israel, Mossad, dikabarkan telah mempergunakan program penyusup komputer, Trojan Horse (Kuda Troya), untuk mengumpulkan data intelijen mengenai keberadaan sebuah fasilitas nuklir di Syiria yang pada akhirnya dihancurkan oleh Tentara Pertahanan Israel pada tahun 2007 lalu, demikian dilaporkan oleh majalah Jerman, Der Spiegel.

Menurut majalah tersebut, para agen Mossad di kota London sengaja menanamkan dan menyebarkan virus tersebut pada komputer seorang pejabat Syiria yang kebetulan tengah berada di ibukota Inggris tersebut. Kala itu, ia berada di sebuah hotel di kawasan Kensington. (dn/im/hz/sm)

Sumber : suaramedia.com

No comments:

Post a Comment