Friday, September 11, 2009

Bag. 3 : Keterlibatan Zionis dalam 9/11

 64. The Zionist Connection to 9-11 [page 367]

20 warga Kolombia dan 15 warga Filipina tewas dalam serangan WTC. Korban tewas warga Israel pasti disangka lebih besar dari kedua negara itu. New York merupakan pusat kekuatan finansial Yahudi internasional, dan WTC berada di episenternya. Keterlibatan Yahudi internasional dalam perbankan dan finansial sangat legendaris. Dua dari firma terkaya dan terbesar di New York adalah Goldman-Sachs dan Solomon Brothers. Kedua firma tersebut memiliki kantor di beberapa lantai menara kembar WTC. Banyak eksekutif firma tersebut yang rutin pulang pergi ke Israel untuk menjalankan bisnis dan perbankan internasional.


Seseorang pasti mengira bahwa korban tewas warga Israel sangat besar. Israel semula mengumumkan bahwa 4.000 warga Israel diduga tewas dalam serangan WTC.[929] Angka itu berdasarkan jumlah warga Israel yang bekerja di WTC atau memiliki usaha atau berdekatan dengan menara WTC.[930] Secara mengejutkan, Alon Pinkas, Konsul Jenderal Israel, mengkonfirmasikan bahwa hanya 3 warga Israel yang tewas dalam serangan WTC. Dua tewas masing-masing dalam dua pesawat yang menghantam menara WTC, dan seorang lagi tewas ketika mengunjungi salah satu menara WTC untuk urusan bisnis. Hanya 3 orang yang tewas dalam serangan dari ribuan warga Israel yang bekerja di WTC![931] Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? 11 September 2001 bukanlah hari libur Yahudi; jadi dimana semua warga Isarel yang biasanya bekerja di WTC? Fakta mencurigakan lainnya adalah bahwa warga Israel yang tewas dalam American Airlines Flight 11, Daniel Lewin, merupakan perwira dalam Sayeret Matkal, unit komando elit rahasia bidang anti-terorisme dalam Angkatan Pertahanan Israel.

Larinya 200 pegawai sebuah perusahaan yang dijalankan pemerintah Israel, Zim Israel Navigational, sangat membangkitkan rasa penasaran. Seminggu sebelum serangan 9-11, Zim Navigational memindahkan kantor beserta 200 pegawainya dari WTC.[932] Juru bicara Zim menyatakan bahwa alasan kepindahan mendadak tersebut adalah untuk menghemat uang sewa.[933] Alasan bahwa sebuah maskapai pelayaran global raksasa, yang ditopang uang pemerintah, ingin menghemat beberapa dolar uang sewa sangat tak dapat dipercaya. Penjelasan tersebut terutama tak dapat dipercaya terkait fakta bahwa memutuskan kontrak sewa (lease) dangan WTC menyebabkan perusahaan tersebut harus mengeluarkan biaya $50.000, karena kontraknya baru akan selesai akhir tahun.[934]

Mengapa keterdesakan untuk pindah dari WTC hanya terjadi beberapa bulan sebelum kontrak selesai dan menyebabkan denda $50.000? Betapa kebetulan kejadian tersebut, meninggalkan WTC beberapa hari sebelum gedung itu serta menara kembarnya ambruk! Pertanyaan berkaitan dengan kepindahan mendadak Zim Navigational dari WTC mengarah kepada pemilik lease WTC, Silverstein Properties, yang pada akhirnya mengarah kepada public relation (PR) tetap perusahaan tersebut, Howard J. Rubinstein. Menariknya, Howard J. Rubinstein juga merupakan PR tetap negara Israel.[935]

Pemilik Silverstein Properties adalah Larry Silverstein, seorang Yahudi dan Zionis tulen yang memiliki hubungan dekat dengan Israel. Maka tak mengejutkan jika PR perusahaan tersebut juga merupakan PR negara Israel, motif mereka sama. Reporter Israel untuk kantor berita Yahudi Haaretz, Sara Leibovich-Dar an, membuktikan hubungan dekat Silverstein dengan para politisi elit Israel.

Beberapa saat setelah peristiwa 11 September, Perdana Menteri Ariel Sharon menghubungi Larry Silverstein, pengusaha real estate Yahudi di New York, pemilik 110-story Twin Tower WTC, dan juga teman dekat Sharon sendiri, untuk menanyakan kabarnya. Sejak itu mereka telah berbicara beberapa kali. Dua mantan perdana menteri – Benyamin Netanyahu, yang pekan ini memanggil Silverstein sebagai “teman”, dan Ehud Barak, yang dulu ditawari oleh Silverstein sebagai perwakilannya di Israel – juga menghubunginya sesaat setelah peristiwa. Yaakov Terner, walikota Be’er Sheva, mengirimkan surat pernyataan belasungkawa.

Banyak politisi Israel yang saling mengenal dengan Silverstein (70 tahun). Selama 10 tahun, ia berusaha mengadakan pembentukan zona perdagangan bebas di Negev, hingga proyek tersebut gagal. “Ini adalah tragedi,” kata Silverstein sambil kecewa.[936]

Hubungan Silverstein dengan hirarki kekuasaan di Israel berlangsung sangat lama. Leibovich-Dar menjelaskan:

Kedua orang itu (Silverstein dan Netanyahu) telah berteman sejak Netanyahu bertugas sebagai duta besar Israel untuk PBB. Mereka terus berhubungan selama bertahun-tahun. Setiap minggu sore, waktu New York, Netanyahu selalu menghubungi Silverstein. Tak peduli apapun persoalannya atau dimana Netanyahu berada, ia akan selalu menghubunginya, Silverstein disebut sebagai kenalan Israel.[937]
 
Salah satu rahasia paling besar yang diungkapkan dalam artikel tersebut adalah bahwa 2 hari setelah tragedi 9-11, Silverstein mengadakan kampanye untuk membangun kembali gedung WTC. Upaya penyelamatan masih berlangsung dan Silverstein hanya berpikir tentang kampanye pembangunan kembali menara WTC. “Sejak saat itu [2 hari setelah peristiwa 9-11], Silverstein meluncurkan kampanye untuk mengembalikan propertinya – kampanye yang menimbulkan tentangan dan kritik publik.”[938]
 
Ketika Silverstein hanya memikirkan rencana pembangunan kembali menara WTC, mantan Perdana Menteri Israel yang juga teman dekatnya, Benyamin Netanyahu, memikirkan tentang keuntungan bagi Israel. New York Time mencatat laporan berikut terkait dengan reaksi Netanyahu terhadap serangan 9-11. Reaksi ini muncul pada 12 September 2001, sehari setelah serangan.

Saat ditanya tadi malam mengenai dampak serangan tersebut terhadap hubungan AS dan Israel, Benyamin Netanyahu, mantan Perdana Menteri Israel, menjawab, “Sangat baik.” Namun kemudian ia meralatnya: “Sangat buruk, tapi akan segera menimbulkan simpati.”[939]

Kenyataannya, Israel tampaknya merupakan satu-satunya negara yang memperoleh keuntungan dari serangan 9-11. Ini seharusnya menjadi petunjuk mengenai dalang di balik serangan tersebut. Setelah berlalu 7 tahun, mantan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, menegaskan bahwa Israel telah memproleh keuntungan dari serangan 9-11. Kantor berita Israel, Haaretz, melaporkan:

Surat kabar Israel, Ma’ariv, pada hari Sabtu memberitakan bahwa pimpinan partai Likud, Benyamin Netanyahu, berkata pada para hadirin di universitas Bar Ilan bahwa serangan 11 September 2001 menguntungkan Israel.

“Kita memperoleh keuntungan dari satu hal, dan itu adalah serangan terhadap Menara Kembar dan Pentagon, dan Amerika berperang di Iraq,” Ma’ariv mengutip perkataan mantan perdana menteri itu. Ia juga menambahkan bahwa peristiwa itu “mengayunkan opini publik Amerika sesuai kepentingan kita”.[940]

Menariknya, terungkap pula bahwa Netanyahu berada di New York pada hari serangan 9-11 itu.[941] Netanyahu tak kemana-mana, dan pada 20 September 2001, ia memberikan pidato di hadapan US House of Representatives’ Government Reform Committee. Saat pidato tersebut, ia menyebutkan negara-negara yang harus diserang secara ekonomi, politik, dan militer, dalam perang melawan teror: Iran, Iraq, Suriah, Afghanistan, Sudan, dan Otoritas Palestina Yasser Arafat.[942] Ia menekankan serangan militer preemptive tanpa harus menunggu indikasi adanya ancaman dari negara-negara tersebut. Filosofi serangan preemptive hanya dapat digambarkan sebagai kemerosotan moral, dan di masa silam itu dianggap sebagai kejahatan perang terhadap kemanusiaan. Kenyataannya, itu adalah salah satu tuduhan yang dilontarkan kepada Nazi pada persidangan Nuremberg setelah Perang Dunia II. Sejak pidato Netanyahu itu, serangan preemptive telah menjadi kebijakan resmi AS.

Kata-kata Netanyahu mengandung nada tak menyenangkan; ia memprediksikan timbulnya konsekuensi mengerikan jika pemerintah AS tidak segera mengambil tindakan. Ia memprediksikan bahwa jika tidak segera bertindak, AS akan menjadi target serangan nuklir dan biologis yang bisa membunuh ratusan ribu atau bahkan jutaan penduduk. Apa yang ia bicarakan agak mencurigakan. Terlihat bahwa semua negara yang ia sebutkan sebagai target memiliki satu hal umum, mereka semua adalah musuh atau ancaman bagi Israel. Netanyahu jelas berada di sana untuk memberikan perintah pada bawahannya di Kongres AS untuk melibatkan tentara AS memerangi musuh-musuh Israel. Kongres dengan patuh mengikuti perintah tersebut dan memberi Presiden Bush kekuasaan penuh yang inkonstitusional untuk mengadakan perang terhadap teror. Kekuasaan tersebut mencakup kewenangan diktatorial hingga level serangan preemptive.

Di samping Benyamin Netanyahu yang sedang berada di New York pada 11 September 2001, Christopher Bollyn menemukan bahwa “Ehud Olmert, politisi Likud sayap kanan, yang merupakan perdana menteri Israel saat ini [dan pada 11 September 2001 menjabat sebagai walikota Yerusalem], berada di New York pada 10 September 2001, sehari sebelum peristiwa, untuk mengadakan pertemuan dengan geng teroris Israel, Irgun (Betar).”[943] Bukti tersebut mengindikasikan bahwa serangan 9-11 adalah serangan false-flag yang dilakukan oleh Israel.

Sangat mengejutkan, siapa saja yang kita dapati sedang berada di New York pada hari-hari sekitar serangan false-flag itu? Dua Perdana Menteri Israel (yang satu di masa lalu dan yang satunya di masa depan). Kehadiran Olmert di New York pada 10 September 2001 dipertegas dalam sebuah artikel Jerusalem Post edisi 23 Juli 2004.

Kerahasiaan mengenai kehadiran Olmert di New York sehari sebelum serangan, menyiratkan bahwa Olmert menyembunyikan sesuatu. Ada bukti bahwa ia berada di New York pada 10 September 2001, maka namun terdapat kegelapan tentang keberadaannya pada tanggal 11 September 2001. Fakta bahwa terdapat kerahasiaan mengenai keberadaannya di New York menyiratkan bahwa ia menyembunyikan sesuatu. Bollyn membuat kesimpulan yang tak dapat dielakkan: “Teman-teman, konspirasi ini begitu jelas. Perdana menteri yang fasis itu berada di pusat serangan 9-11. Ia tidak mengungkapkan kehadirannya karena ia lebih dari sekedar penonton – ia adalah partisipan dalam terorisme ‘false-flag’ yang mengubah Amerika itu…”[944]

Jenderal Hameed Gul, mantan Direktur Umum Dinas Intelijen Pakistan, yang bekerja sangat dekat dengan CIA dalam pendudukan Soviet di Afghanistan, mengambil kesimpulan berdasarkan sumber-sumber intelijennya bahwa Mossad Israel memainkan serangan 9-11 bekerja sama dengan intelijen AS.[945] Analisa Jenderal Gul didukung oleh Andreas von Buelow, yang pernah bekerja pada komisi parlemen yang mengawasi 3 cabang dinas rahasia Jerman saat dirinya masih menjadi anggota Bundestag (perlemen Jerman) dari tahun 1969 sampai 1996. Von Buelow menyatakan bahwa dinas intelijen Israel, Mossad, dan elemen-elemen pemerintah AS adalah dalang serangan 9-11. Ia menyatakan bahwa serangan itu dijalankan untuk menggiring opini publik agar memusuhi Arab dan menaikkan belanja militer dan keamanan AS.[946]

Dalam wawancara panjang dengan harian Berlin Tagesspiegel edisi Minggu 13 Januari, Von Buelow menyatakan bahwa “Perencanaan serangan merupakan prestasi utama secara teknis dan organisasi. Membajak 4 pesawat besar dalam beberapa menit, dan dalam beberapa jam mengarahkannya menuju target, disertai manuver penerbangan yang sulit… sungguh tak mungkin dilakukan, tanpa dukungan bertahun-tahun dari aparat rahasia negara dan industri.”[947]

Seorang pakar intelijen asal Jerman lainnya juga berpandangan bahwa serangan 9-11 takkan terjadi tanpa keterlibatan pemerintah AS. Eckehardt Werthebach, mantan kepala dinas intelijen domestik Jerman, Verfassungsschutz, menyatakan dalam wawancara dengan American Free Press bahwa ketelitian dan besarnya perencanaan serangan 9-11 pasti memakan waktu bertahun-tahun. Ia menduga bahwa serangan tersebut merupakan pekerjaan orang dalam, yang membutuhkan perencanaan dan permainan pihak-pihak yang mengendalikan pemerintah AS.[948]

Werthebach mengatakan bahwa operasi serumit serangan 9-11 pasti memerlukan “kerangka tetap” organisasi intelijen negara, dan itu tidak ditemukan dalam “kelompok longgar” para teroris seperti yang dituduhkan dipimpin oleh Mohammed Atta ketika ia belajar di Hamburg. Perencanaan seperti itu membutuhkan banyak orang, dan Werthebach menunjukkan tidak adanya kebocoran operasi sebagai indikasi bahwa serangan tersebut merupakan perbuatan yang diorganisir oleh negara.[949]


footnote

[929].David Irving’s Action Report, http://www.antichristconspiracy.com/HTML%20Pages/Real%20History,%20Only%20One%20I sraeli%20Died%20in%20WTC%20Attack.htm (website address current as of April 1, 2003).
[930].Id.
[931].Id.
[932].Dr. Albert D. Pastore Phd., An Independent Investigation of 9-11 and the War on Terrorism,
http://www.the7thfire.com/9-11/Pastore_Investigation_of_%209-11/chapter_14–Miracle_of_Pas
sover.htm (web address current as of March 27, 2005).
[933].Id.
[934].Jim Marrs, INSIDE JOB, p. 95.
[935].Id.
[936].Sara Leibovich-Dar, Up in Smoke, Haaretz.com, http://www.haaretz.com/hasen/pages/ShArt.jhtml?itemNo=97338&contrassID=3&subContrassI D=0&sbSubContrassID=0 (visited on May 25, 2008).
[937].Id.
[938].Id.
[939].James Bennet, A DAY OF TERROR: THE ISRAELIS; Spilled Blood Is Seen as Bond That Draws 2 Nations Closer, New York Times, September 12, 2001,
http://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?res=9F07E4D91238F931A2575AC0A9679C8B63
(visited on May 25, 2008). 521
[940].Netanyahu Says 9/11 Terror Attacks Good for Israel, Haaretz Service and Reuters, http://www.haaretz.com/hasen/spages/975574.html (April 16, 2008).
[941].Larry Silverstein and 9/11, http://www.wakeupfromyourslumber.com/node/2210 (visited on May 25, 2008).
[942].Benjamin Netanyahu, Speech to the US House of Representatives’ Government Reform Committee, http://www.interesting-people.org/archives/interesting-people/200109/msg00429.html (last visited on May 26, 2008).
[943].ChristopherBollyn, Ehud Olmert Was in New York on 9-11, http://www.rumormillnews.com/cgi-bin/archive.cgi?noframes;read=114367 (December 2, 2007).
[944].Id.
[945].Arnaud de Borchgrave, UPI Interview with Gen. Hameed Gul, http://www.freemasonrywatch.org/hameedgul.html (web address current as of March 27, 2005).
[946].Christopher Bollyn, European Spooks Say Mideast Terrorists Needed State Support, American Free Press, http://www.americanfreepress.net/12_16_01/War_Sham/war_sham.html (web address current as of March 27, 2005).
[947].Former German Cabinet Minister Attacks Official Brainwashing On September 11 Issue Points at “Mad Dog” Zbig and Huntington, Tagesspiegel, 13 January 2002,
http://www.ratical.org/ratville/CAH/VonBuelow.html (web address current as of March 27, 2005).
[948].Id.note 964
[949].Id.
 
Sumber : http://unseenhands.wordpress.com/2009/01/22/di-balik-serangan-9-11-bag-3/

Original Source : Antichrist Conspiracy: Inside the Devil’s LairCopyright ©1999, 2008 by Edward Hendrie www.antichristconspiracy.com

No comments:

Post a Comment