Meruncingnya ketegangan antara pimpinan Indonesia dan Singapura ini lantaran kontroversi penamaan KRI Usman-Harun. disusul kemudian setelah sebelumnya pemerintah singapura membatalkan undangan kepada beberapa pejabat dari Indonesia termasuk 100 perwira TNI untuk menghadiri acara Singapore Airshow yang berlangsung 11-16 Februari 2014.
Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said merupakan dua prajurit Korps Komando Operasi (KKO) TNI AL, yang tewas setelah dihukum mati oleh pemerintah Singapura pada 17 Oktober 1968.
Keduanya ditangkap setelah perahu motor yg mereka tumpangi mogok kehabisan bahan bakar dilaut. Tertangkapnya Usman dan Harun tersebut setelah melakukan pengeboman di Mc Donald House di Orchard Road, Singapura, pada 10 Maret 1965 yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 orang.
Singapura menganggap Usman dan Harus sebagai teroris, adapun Indonesia menilai keduanya adalah pahlawan yang gugur usai menjalankan tugas.
Sikap Singapura dipandang berlebihan. Karena itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menolak hadir dalam acara Singapore Airshow yang berlangsung 11-16 Februari 2014. Alasannya ketidakhadirannya gara-gara militer Singapura membatalkan undangan terhadap 100 perwira TNI dalam acara tersebut.
Kepada wartawan Moeldoko mengatakan pembatalan undangan 100 perwiranya sebagai bentuk ketidakpuasan Singapura atas pemberian nama kapal tempur TNI Angkatan Laut KRI Usman Harun.
Panglima TNI pemberian nama kapal perang KRI Usman Harun merupakan urusan internal Negara Indonesia dan tidak ada maksud membuka luka lama.
"Ini persoalan internal kita. Nama itu ditentukan, ada tiga kapal Bung Tomo, Usman Harun, sekarang baru muncul persoalan. Padahal, tidak ada maksud Indonesia untuk membuka luka lama," ujarnya.
Pembatalan undangan 100 anak buahnya dipandang Moeldoko sebagai hal biasa. Ia berharap masalah tersebut tidak berlanjut dengan hubungan baik antara Singapura dan Indonesia yang selama ini sudah terjalin baik.
Kepada wartawan Moeldoko mengatakan pembatalan undangan 100 perwiranya sebagai bentuk ketidakpuasan Singapura atas pemberian nama kapal tempur TNI Angkatan Laut KRI Usman Harun.
Panglima TNI pemberian nama kapal perang KRI Usman Harun merupakan urusan internal Negara Indonesia dan tidak ada maksud membuka luka lama.
"Ini persoalan internal kita. Nama itu ditentukan, ada tiga kapal Bung Tomo, Usman Harun, sekarang baru muncul persoalan. Padahal, tidak ada maksud Indonesia untuk membuka luka lama," ujarnya.
Pembatalan undangan 100 anak buahnya dipandang Moeldoko sebagai hal biasa. Ia berharap masalah tersebut tidak berlanjut dengan hubungan baik antara Singapura dan Indonesia yang selama ini sudah terjalin baik.
Karena itu sudah sebaiknya Singapura menghargai keputusan pemerintah Indonesia dan tidak sepantasnya melakukan intervensi dan mencampuri urusan dalam negeri bangsa indonesia. Tindakan Perdana Menteri Singapura yang menghapus pertemanan dengan SBY di FB adalah tindakan yang kekanak kanakan.
Sumber : forum.viva.co.id dan luar-negeri.kompasiana.com
Sumber : forum.viva.co.id dan luar-negeri.kompasiana.com
No comments:
Post a Comment