Tuesday, December 18, 2012

Meteotsunami Bisa Terjadi di Hari yang Cerah

Pada sebuah hari yang cerah, gelombang aneh menewaskan tujuh orang di Chicago di tepi danau Michigan hampir 60 tahun yang lalu.

Pada saat itu, tidak ada yang tahu apa yang memicu gelombang raksasa tersebut. Tapi kini para peneliti mengetahui, gelombang tersebut merupakan sebuah tsunami yang dipicu oleh badai sehari sebelumnya. Demikian dikatakan Chin Wu, seorang profesor teknik di University of Wisconsin, Madison, pada pertemuan tahunan American Geophysical Union pekan lalu.
 


Fenomena gelombang itu diberi sebutan meteotsunami, karena berhubungan dengan cuaca yang yang sering melanda Great Lakes dan di sepanjang garis pantai AS. Gelombang setinggi 3 meter yang melanda Chicago adalah satu dari dua kejadian serupa di Danau Michigan pada Juni 1954.

Gelombang setinggi 5 meter menyapu beberapa mobil di Daytona Beach, Florida, pada 1992, dan gelombang setinggi 3,5 meter menyapu Boothbay Harbor, Maine, pada 2008.

Gelombang terbesar bisa mencapai ketinggian sekitar 4 meter, seperti meteotsunami besar yang melanda Nagasaki Bay di Jepang pada 1979. Selain korban jiwa, gelombang tersebut juga menyebabkan kerusakan kapal dan pelabuhan hingga jutaan dolar di seluruh dunia.

Amerika Serikat mendanai upaya untuk lebih memahami dan memprediksi gelombang pembunuh itu, yang mungkin lebih sering terjadI daripada yang pernah diketahui, kata Paul Whitmore, direktur West Coast and Alaska Tsunami Warning Center.

"Jika Anda merunut sejarah, ada beberapa gelombang di wilayah East Coast yang menyebabkan kerusakan dan melukai beberapa orang selama beberapa tahun terakhir, sehingga kejadian tersebut merupakan motivasi kami untuk lebih memahami agar bisa meramalkan fenomena ini," katanya kepada OurAmazingPlanet.

Spanyol dan Kroasia, negara-negara yang pelabuhan sempitnya meningkatkan kewaspadaan terhadap meteotsunami, dan sudah mengeluarkan peringatan umum akan bahaya tersebut.

Tiga langkah untuk tsunami

Sebuah meteotsunami terbentuk ketika sebuah badai menghantam permukaan air dengan ledakan tekanan. Di atas perairan terbuka, danau besar atau laut terbuka, lompatan tekanan secara tajam dari 2 menjadi 10 milibar dapat memicu gelombang (atau membuat telinga Anda pekak).

(Milibar adalah satuan tekanan, tingkat tekanan laut standar adalah 1.000 milibar.) Hembusan angin kuat tiba-tiba dari badai dan gelombang gravitasi (pola gelombang udara) juga dapat memicu meteotsunami.

Tetapi untuk mempertahankan gelombang, lompatan tekanan juga harus disertai dengan resonansi — perbedaan massa udara atau gangguan perlu bergerak secepat gelombang untuk memberikannya energi. Badai dapat melewati ratusan kilometer jauhnya dari pantai, namun dapat membentuk tsunami dengan energi yang cukup untuk melewati samudera.

Setelah gelombang tersebut memiliki cukup energi untuk bergerak ke pantai, maka tsunami perlu menghantam sebuah pelabuhan atau teluk yang berbentuk botol atau huruf V untuk bisa membuat gelombang tersebut dengan cepat meninggi dan menyapu pantai. Pelabuhan yang sempit dapat memperkuat gelombang dengan memantulkan gelombang tersebut bolak-balik.

Istilah meteotsunami diciptakan pada 1996, namun gelombang tersebut mulai disadari keberadaannya pada 1950-an, kata Alexander Rabinovich, seorang ilmuwan penelitian Shirshov Institute of Oceanology  di Moskow. Munculnya satelit cuaca dan pelampung pemantau perubahan tekanan di seluruh permukaan laut, terutama setelah tsunami Aceh 2004, telah membuat penelitian terhadap fenomena tersebut semakin mendalam, katanya kepada OurAmazingPlanet.

Investigasi mendalam: Meteorologi

Tidak seperti tsunami yang disebabkan gempa, gelombang yang disebabkan badai tidak akan meluluhlantakkan seluruh pesisir pantai. Gelombang tersebut hanya menghancurkan pelabuhan dan teluk yang sempit. Tapi yang membuat meteotsunami amat berbahaya adalah kecenderungannya untuk terjadi pada hari cerah, akibat badai yang berjarak ratusan kilometer.

David Tappin, seorang ahli geologi kelautan di British Geological Survey, dan rekan-rekannya mengidentifikasi meteotsunami yang tercatat pertama di Inggris, dengan menggunakan pencitraaan satelit, pelampung tekanan dan beberapa video di YouTube.

Dalam suatu level investigasi mendalam, mereka memastikan apakah sebuah gelombang merupakan meteotsunami dengan menyelidiki waktu gelombang tersebut tiba di pantai Cornish, di Yealm Estuary.

Para peneliti menemukan semua hal, mulai dari penyebab dari badai di English Channel hingga posisi tempat terjadinya gelombang itu: pelampung merekam lompatan tekanan hingga 5 milibar saat gelombang dimulai. Pada pertemuan AGU, Tappin menunjukkan sebuah video YouTube yang menampilkan orang-orang yang berjalan melintasi permukaan air yang meninggi dengan cepat ke St. Michael Mount di Cornwall saat hari sedang cerah.

"Sumbernya berjarak ratusan kilometer, Anda tidak merasakan indikasi geologis dari getaran apa pun, namun tiba-tiba Anda melihat gelombang besar datang, sehingga meteotsunami cukup berbahaya dari sudut pandang itu," kata Tappin kepada OurAmazingPlanet.

Dengan angin di dunia yang semakin cepat dan tinggi gelombang yang meningkat karena perubahan iklim, serta badai diprediksi akan lebih intens di tahun-tahun mendatang, Tappin khawatir Inggris berisiko besar mengalami banyak meteotsunami.

"Dengan terjadinya pemanasan global, kita akan sering mengalami peristiwa ini. Salah satu rekomendasi dari penelitian ini adalah bahwa kita mencari tahu apakah ini akan membahayakan Inggris, karena kita tidak pernah mengalami ini sebelumnya," katanya.

Memprediksi meteotsunami


Meski ada minat besar dalam memprediksi meteotsunami, interaksi antara atmosfer, laut, dan bentuk pelabuhan membuat prediksi ukuran gelombang sulit untuk dilakukan dengan akurat saat ini, kata Sebastian Monserrat, ahli kelautan di University of the Balearic Islands di Spanyol.

"Bila Anda mengalami gempa bumi, gempa bumi tersebut akan berhenti, sehingga Anda mendapatkan informasi tentang gelombang yang terjadi sebelum menghantam wilayah yang rawan," seperti pelabuhan, katanya kepada OurAmazingPlanet. "Namun tekanan atmosfer dapat mengubah apa yang terjadi di dalam air, dan gangguan atmosfer bisa berubah, sehingga prediksi meteotsunami dan peringatan dini akan lebih sulit," katanya.

Pelabuhan sempit Spanyol, Majorca Island dan Kroasia, di sepanjang Laut Adriatik, sangat rentan terhadap meteotsunami, ujar Monserrat.

"Kantor meteorologi di Majorca memberikan peringatan ketika kondisi atmosfer berpotensi menimbulkan  meteotsunami, dan ternyata cara itu berhasil, namun masalahnya adalah bahwa peringatan tersebut bukan hal yang paling penting," katanya. "Kita tidak cuma ingin tahu bahwa meteotsunami akan terjadi, tetapi kita ingin tahu juga seberapa besar meteotsunami tersebut.”

sumber : id.berita.yahoo.com/meteotsunami-aneh-bisa-terjadi-di-hari-yang-cerah.html
Original source : | LiveScience.com
oleh Becky Oskin, Staf Penulis OurAmazingPlanet

No comments:

Post a Comment