PM. Palestina, Ismail Haniah |
Haniyeh menambahkan, bangsa Arab tidak perlu khawatir, dan bangsa Palestina mampu berjuang dan memberikan perlawanan spektakuler terhadap Israel. Perlawanan kami telah banyak mengejutkan Israel. Dengan persatuan bangsa Palestina di Gaza dan jalan-jalan di Tepi Barat, akan membentuk intifadhah baru. Dan inilah sikap asli bangsa Arab.
Kedatangan delegasi bangsa Arab yang dipimpin langsung oleh Sekjen Liga Arab dan Menlu Turki, Dawud Oglu, bukan hanya sekedar dukungan, tetapi menunjukkan kesatuan tekad dalam menghadapi pertempuran ini. Karena tujuan Israel dengan perang ini ingin memporak-porandakan Gaza, Tepi Barat dan al-Quds.
Sikap bangsa Arab yang sesungguhnya ini telah memberikan dukungan semangat kepada bangsa Palestina untuk terus maju walaupun hidup di bawah desingan peluru dan bayang-bayang pesawat tempur Zionis.
Haniyeh juga menegaskan kepada bangsanya yang terjajah, supaya tetap tenang dan terus berjuang memberikan perlawanan tanpa henti hingga agresi Zionis berhenti. Karena Zionis yang telah mengobarkan perang ini dan yang telah melanggar perjanjian damai, terutama saat membunuh pemimpin mujahid Al-Qassam, Ahmad Ja’bari. [1]
Tidak Sanggup Menghentikan Roket Hamas, Israel mengemis gencatan Senjata
Setelah 8 hari ini langit Gaza selalu diteror serangan roket dan misil, akhirnya gencatan senjata disepakati pada Kamis (22/11) dini hari dan diumumkan dalam sebuah konferensi pers di Kairo, Mesir.
Pria-pria bersenjata muncul ke jalan-jalan di kota Gaza untuk mengukuhkan gencatan senjata yang diakui sebagai kemenangan. Beberapa orang lainnya mengemudi berkeliling kota sambil membunyikan klakson.
Di Gaza, sebuah pengeras suara di mesjid mengumandangkan "ALLOHU AKBAR" tanpa henti.
“Israel mengemis gencatan senjata karena mereka tidak bisa menghentikan roket kita. Mereka mengebom kami, membunuh anak-anak dan perempuan tapi mereka tidak bisa menghentikan perlawanan kami. Jadi, mereka harus menyerah. Mereka belajar bahwa kami tidak bisa dikalahkan dengan bom.”
Tapi di Israel, gencatan senjata ini masih disertai dengan kewaspadaan dan sikap skeptis. Beberapa bahkan menentang gencatan senjata dengan kelompok Hamas ini. Sekolah-sekolah dan pusat bisnis di Tel Aviv hingga jarak 40 km tutup sejak pagi hari ini, Kamis (22/11). [2]
Netanyahu Terbukti Hanyalah Seorang Pengecut
Abdul Bari Atwan, analis dan penulis terkemuka Arab, mencatat sebuah kesimpulan atas agresi Israel ke Gaza yang berakhir dengan gencatan senjata. Kesimpulannya adalah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terbukti hanyalah seorang penakut.
Far News Agency, (21/11), mengutip tulisan artikel Atwan yang dimuat al-Quds al-Arabi. Penulis kelahiran Deir al-Balah, Palestina, ini mengulas serangan Israel ke Gaza. Setelah sepekan melakukan serangan, Israel akhirnya terpaksa memilih opsi gencatan senjata dengan Palestina.
''Episode baru ancaman dan gertakan PM Israel, Benjamin Netanyahu, terhadap Gaza berakhir menyedihkan untuk Tel Aviv,'' tulis Atwan. ''Dan jika sekali lagi dia mengancam akan menyerang instalasi nuklir Iran atau menghancurkan Hizbulllah, maka tidak akan ada orang yang percaya karena sudah terbukti Netanyahu sangat penakut."
Atwan mengatakan Netanyahu menyetujui gencatan senjata tanpa mampu memaksakan persyaratannya kepada muqawama Palestina. Karena, Netanyahu sudah tidak ingin merealisasikan serangan darat ke Jalur Gaza meski hanya terbatas.
''Ini sama seperti ketika Israel terkejut menghadapi roket-roket muqawama yang mampu menghantam Tel Aviv, Nenyatahu juga khawatir akan terjadi berbagai kejutan tragis bagi militer Israel jika melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza,'' tulisnya. [3]
Sumber :
[1] Asia-Pacific Community for Palestine
[2] Idem
[3] republika.co.id/netanyahu-terbukti-hanyalah-seorang-pengecut
No comments:
Post a Comment