Sunday, September 25, 2011

Bom Bunuh Diri di Solo

Olivia Dilaporkan Kritis Akibat Serpihan Bom di Kepala
Pelaku Bom Bunuh Diri
Ledakan bom bunuh diri terjadi di GBIS Kepunton Solo, Jawa Tengah. Minggu (25/9). Si pelaku bom bunuh diri tewas di lokasi kejadian. Untuk sementara, korban tewas akibat ledakan tersebut dinyatakan baru sang pelaku sendiri. Adapun jemaat Gereja sebanyak 21 orang dilaporkan menderita luka-luka.

Pelaku Tunggu Momen Jemaat Pulang
Polda Jawa Tengah mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara, diketahui jika si pelaku bom bunuh diri memang sengaja ingin menyerang dan melukai jemaat Gereja tersebut. Pelaku diketahui menunggu para jemaat itu pulang dalam kondisi berkerumun untuk meledakkan bom yang diduga dililitkan di perutnya.

"Modusnya, dia menunggu jemaat keluar, saat keluar selesai ibadah, kemudian dia mendekat dan meledakkan dirinya," ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Djihartono saat dihubungi, Minggu (25/9).

Ledakan sendiri, kata Djihartono, terjadi di sekitar pintu utama Gereja. Hal senada diungkapkan oleh Karo Penmas Humas Polri Brigjen Pol Ketut Untung Yoga Ana.

"Ledakan dilakukan tepat di pintu utama saat jemaat sedang keluar setelah selesai melaksanakan ibadah," tuturnya dalam pesan singkat.

Sejauh ini, kepolisian masih menyelidiki material bom yang menewaskan pelaku dan melukai puluhan orang itu. Polisi belum menyimpulkan daya ledak bom tersebut. [1]

Ciri-ciri Pelaku

Kepala Divisi Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Djihartono, mengatakan pihaknya tengah melakukan Disaster Victim Indentification (DVI). Oleh kerenanya. Djihartono belum bisa memberi keterangan mengenai ciri-ciri, umur, maupun jenis ledakan yang dihasilkan.

Namun, seorang saksi mata memperkirakan usia pelaku sekitar 20-30 tahun. Ia mengenakan topi dan kaca mata. Sebelum ledakan, ia terlihat mondar-mandir di depan gereja. Posisi pelaku berada di dekat pintu masuk gereja.

Djihartono masih belum dapat memberikan data-data mengenai korban dari bom bunuh diri ini. Ini disebabkan semuanya masih dalam proses pemeriksaan.

Mengenai pengamanan di gereja-gereja Jawa Tengah, dirinya mengakui dari jauh-jauh hari telah ada pengamanan di setiap gereja. "Bukan hanya dari Polri, kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak internal gereja terkait pengamanan," ucap Djihartono. Di TKP sendiri, lanjutnya, saat ini masih dijaga ketat oleh pihak kepolisian agar tetap steril. [2]

Terlalu dini untuk menuding siapa


Masih terlalu dini untuk menuding siapa kelompok yang ada dibalik peledakan Gereja Kepunton Solo. Demikian analisis pengamat intelejen dan terorisme, Sydney Jones, pada Republika, Ahad siang.

"Belum bisa ditebak ini aksi dari kelompok mana," kata Jones. Menurut dia, peledakan di gereja pun bukan sesuatu yang baru bagi teror di Jakarta.

Akhir tahun lalu ada juga teror bom atas gereja. Demikian pula serangkaian teror bom yang terjadi di malam Natal tahun 2000.

Terkait lokasi di Jawa Tengah, Sydney mengatakan serangan bisa terjadi di mana saja. Namun ia mengatakan, "Mungkin saja masih banyak kelompok ekstrimis yang berkeliaran di Jawa Tengah," kata dia. [3]

Sempat mengunjungi warnet
Pelaku bom bunuh diri ini, sempat beberapa kali mengunjungi warnet sebelum beraksi. Di warnet itu, polisi mencoba menelusuri identitas pelaku.

Sunu, penjaga Solo Net menuturkan, ada dua nama yang ditulis pelaku di identitas penyewa, yakni Oki dan Eko.

“Dia menggunakan komputer hari ini tadi pagi pukul 08.37 WIB hari ini dan berakhir pukul 09.28 WIB. Dia menggunakan nama Oki,” jelas Sunu, Minggu (25/9).

Sunu melanjutkan, pelaku kemudian masuk kembali ke Warnet menggunakan komputer 9. Tercatat pelaku mulai menggunakan internet pada pukul 10.43 WIB dan berakhir pukul 10.56 WIB. Saat itu pelaku menggunakan nama Eko.

Saat di Warnet pelaku membuka situs berita Islam. “Yang dibuka tentang pembunuhan yang dilakukan Amerika di Afghanistan, Penjajah AS Merekam Percekapan Ponsel Presiden Boneka Afghanistan, Protes Pembakaran Alquran Berlanjut Di Afghanistan, dan Lebih dari 90 Personel Militer Amerika dan Nato Tewas,” papar Sunu.[4]
Hal ini dibenarkan juga sama penjaga warnet yang bernama Rina Ristiningsih menerima seorang pengguna warnet yang ciri-cirinya sama persis seperti ciri pelaku bom. Ditempat itu, pelaku mengakses situs jihad dan menitipkan tas rangselnya warna hijau tua.
Pelaku Login di Warnet Gunakan Nama Oki"Kalau melihat gambar pelaku bom, ciri-cirinya sama persis seperti orang yang tadi ke sini. Pria, separuh baya, agak botak sedikit dibagian depan, memakai kacamata, memakai jaket warna krem dan celana hitam," kata wanita 20 tahun itu menyebutkan ciri-ciri pengunjung warnetnya, Minggu (25/9/2011).  Menurut Rina, pelaku datang ke warnet seorang diri dengan berjalan kaki sekitar pukul 08.30 WIB.

Begitu masuk di warnet yang beralamat di Jalan Arifin nomor 129 itu, orang tersebut langsung menuju ke bilik nomor 9. Saat mulai mengakses internet sekitar pukul 08.37, pria tersebut menggunakan nama Oki sebagai user untuk login di komputer. Ia lantas berselancar di dunia maya hingga sekitar sejam. "Pria itu lantas keluar dan menitipkan tasnya ke saya. Tas nya berupa tas rangsel warna hijau tua," katanya lagi.[5]*
Komputer yang digunakan Sunu saat ini sudah dibawa Densus 88 Antiteror untuk diperiksa. Sunu juga dimintai keterangan di Mapolresta Solo.
Pelaku Bom Bunuh Diri Sempat Makan di Warung Dekat Gereja dan Mengaku Berasal dari Bandung 
Pelaku bom bunuh diri, ternyata pernah makan di warung yang hanya berjarak 100 meter dari gereja itu kemarin, Sabtu (24/9). Saat itu ia hanya makan nasi, dua kerupuk dan segelas teh.

"Dia sempat makan di warung saya Sabtu kemarin sekitar pukul 18.00 WIB," kata Warti, yang berjualan nasi di dekat Gereja GBIS Kepunton, Solo, Minggu (25/9).

Pelaku bom bunuh diri itu sempat bertanya lokasi Gereja Katolik terdekat dari warung makan tersebut. Kemudian Warti menunjukkan Gereja Maria Regina Purbawardayan yang jaraknya sekitar 1 km dari warung.

"Saya sempat menawarkan mengantarnya, tapi dia menolak," katanya.

Warti mengatakan, pelaku bom bunuh diri itu hanya makan nasi, dua kerupuk dan minum segelas teh. Total hanya habis Rp 3 ribu rupiah.

"Sepertinya tidak bawa uang banyak karena cuma makan nasi satu bungkus saja," katanya.
Warti menjelaskan, saat makan di warunya pelaku bom bunuh diri itu mengenakan jaket hitam dan topi. Dia pun membawa sebuah tas. [5]

Kepada pemilik warung pelaku bom mengaku berasal dari Bandung, Jawa Barat.

"Dia mengaku datang dari Bandung dan ke Solo naik kereta dengan tiket seharga Rp 26 ribu rupiah," kata Warti, yang berjualan nasi di dekat Gereja GBIS Kepunton, Solo tersebut.

Warti mengatkan, pelaku bom bunuh diri itu mengenakan jaket hitam dan menggunakan topi. Ia tidak menggunakan logat Sunda, namun berlogat Jawa. "Dia juga bisa berbahasa Indonesia," katanya.

Warti mengatakan sempat diminta petugas untuk melihat jenazah korban bom bunuh diri di dalam gereja. Namun karena takut, akhirnya petugas hanya memperlihatkan foto pelaku bom itu. "Itu memang foto orang yang makan kemarin," katanya.

Saat ini petugas masih melakukan olah TKP di gereja itu. Namun saat ini warga sudah bisa mendekat ke dekat gereja. Kapolri Jenderal Timur Pradopo sudah meninggalkan lokasi ledakan.

"Sudah ya nanti saja, saat ini masih penyelidikan," kata Timur saat wartawan mencoba memintai komentarnya. [6]


Sumber :
[1] id.yahoo.com/pelaku-bom-bunuh-diri-tunggu-momen-jemaat-pulang.html
[2] id.yahoo.com/pelaku-bom-bunuh-diri-usia-antara-20-30.html
[3] id.yahoo.com/jones-bilang-terlalu-dini-tuding-kelompok.html
[4] krjogja.com/di-Warnet-Pelaku-Bom-di-Sol-Ngaku-Bernama-Oki-dan-Eko..html
*[5] tribunnews.com/2011/09/25/pelaku-loggin-di-warnet-gunakan-nama-oki
[6] detiknews.com/pelaku-bom-bunuh-diri-sempat-makan-di-warung-dekat-gereja?
[7] detiknews.com/pelaku-bom-bunuh-diri-mengaku-berasal-dari-bandung


* tambahan pengeditan

No comments:

Post a Comment