Konflik Libya terus memanas. Terlebih saat beberapa anggota militer yang anti pemerintahan Moammar Khadafi memberikan persenjataan kepada masyarakat sipil.
Perang terbuka pun terjadi di kota Brega, Libya Timur, Rabu (2/3). Sebelumnya kilang minyak di kota Brega dikuasai oleh massa anti Khadafi. Pejuang pro Khadafi yang berniat mengambil alih mendapat perlawanan sengit.
Di dekat Tripoli, Pasukan loyalis Moammar Khadafi 'menyapu' kota yang dikuasai oposisi tsb. Perebutan wilayah antara pro Khadafi dan pasukan pemberontak menimbulkan kekhawatiran, konflik Libya tak akan berlangsung dalam hitungan hari. Bisa berbulan-bulan.
Sejauh ini, Kadhafi telah berhasil mengambil kembali wilayahnya, yakni seluruh bagian timur negara Libya dan beberapa kota yang berada didekat ibu kota. Sementara, kekuatan oposisi begitu terbatas untuk bergerak ke wilayah pro-Khadafi.
Seperti dilansir oleh Associated Press (AP), Sabtu, 5 Maret 2011 malam, pasukan pro-Kadhafi melakukan serangan fajar yang mengejutkan 200.000 warga Zawiya, sebuah kota berjarak 50 kilometer di barat Tripoli.
Mereka menembak warga dengan mortir dan senapan. Seorang saksi berbicara kepada Associated Press melalui sambungan telepon, berlatar belakang suara tembakan dan ledakan. Dia mengatakan sejumlah gedung pemerintahan dan rumah dibom. Serangan itu memicu kebakaran, dan menurut saksi itu, penembak jitu berada di mana pun, dan siap menembak siapa saja di jalanan, termasuk warga yang berani ke balkon rumahnya.
Pada sore hari, para pemberontak kembali ke pusat kota atau Martrys' Square saat para loyalis Khadafi tengah berkumpul di pinggiran kota dan menyegel pintu masuk dan keluar dari kota itu.
"Kami akan melawan mereka di jalanan dan tidak akan pernah menyerah selama Khadafi masih berkuasa," kata salah seorang pejuang pemberontak yang menolak menyebutkan namanya.
Sedangkan, para pemberontak anti-Kadhafi bernasib lebih baik di tempat lain. Mereka menguasai pelabuhan minyak kunci Ras Lanouf dari pasukan rezim pada Jumat malam. Menurut saksi mata, Ras Lanouf, yang lokasinya berada 140 kilometer sebelah timur pro-Kadhafi Sirte, jatuh ke tangan pemberontak usai terjadi pertempuran sengit dengan pasukan pro-rezim yang kemudian melarikan diri.
Salah satu pemberontak bernama Ahmed al-Zawi, mengatakan pertempuran itu dimenangkan setelah warga Ras Lanouf bergabung dengan pemberontak. "Kami memenangkan pertempuran ketika orang-orang bergabung dengan kami," kata al-Zawi.
Dia mengatakan 12 pemberontak tewas dalam pertempuran. Namun, petugas rumah sakit di kota Ajdabiya mengaku hanya lima pemberontak yang tewas dan 31 orang luka-luka dalam serangan itu.
"Mereka hanya mengikuti perintah. Setelah terjadi sedikit pertempuran, mereka melarikan diri," ujar pemberontak lainnya di Ras Lanouf, Borawi Saleh, seorang veteran tentara yang kini menjadi karyawan perusahaan minyak
Sementara itu di Tripoli, menjelang fajar Minggu, 6 Maret 2011, letusan senjata api kembali menggema di ibukota negara tersebut, Seperti dilaporkan Reuters, rentetan tembakan dari senjata api terdengar di seluruh penjuru Tripoli, sejak pukul 05.45, waktu setempat. Tidak jelas siapa yang memulai atau penyebab serangan itu.
Yang pasti, letusan senjata otomatis dan kaliber berat itu terdengar di sela-sela riuh klakson, dan teriakan, mengiringi konvoi pasukan pemimpin Libya, Muammar Khadafi.
Juru bicara pemerintah, Mussa Ibrahim, membantah terjadi pertumpahan darah di Tripoli, pagi tadi. "Saya yakinkan Anda, saya yakinkan Anda, saya yakinkan Anda, dan saya jamin, tidak ada pertempuran meletus di Tripoli," katanya.
Ia mengatakan bahwa kondisi di Tripoli saat ini aman, 100 persen di bawah kontrol. "Apa yang Anda dengar adalah perayaan kembang api. Orang-orang di jalan-jalan, menari di alun-alun," ujar Ibrahim. "Tapi saya sarankan Anda untuk tidak pergi ke sana demi keamanan."
Tripoli menjadi benteng utama pasukan Khadafi dalam menghadapi pemberontakan besar yang meletus dua minggu terakhir. Ini menjadi tantangan Khadafi mempertahankan 41 kekuasaannya di negara pengekspor minyak Afrika Utara itu.
Sementara Sabtu malam atau beberapa jam sebelumnya, pasukan pro-Kadhafi melakukan serangan fajar yang mengejutkan 200 ribu warga Zawiya, sebuah kota berjarak 50 kilometer di barat Tripoli. Mereka menembak warga dengan mortir dan senapan.
Seorang saksi berbicara kepada Associated Press melalui sambungan telepon, berlatar belakang suara tembakan dan ledakan. Dia mengatakan sejumlah gedung pemerintahan dan rumah dibom. Penembak jitu juga siap menembak siapa saja di jalanan, termasuk warga yang berani ke balkon rumah.
"Kami akan melawan mereka di jalanan dan tidak akan pernah menyerah selama Khadafi masih berkuasa," kata salah seorang pejuang pemberontak yang menolak menyebutkan namanya.
Sumber :
http://dunia.vivanews.com/news/read/207919-perang-sipil-di-libya-makin-mengkhawatirkan
http://dunia.vivanews.com/news/read/207900-pemberontak-kuasai-kota-minyak-libya
http://showbiz.vivanews.com/news/read/207950-gencatan-senjata-pecah-di-tripoli-
http://foto.vivanews.com/read/3046-perang-saudara-meletus-di-libya
Perang terbuka pun terjadi di kota Brega, Libya Timur, Rabu (2/3). Sebelumnya kilang minyak di kota Brega dikuasai oleh massa anti Khadafi. Pejuang pro Khadafi yang berniat mengambil alih mendapat perlawanan sengit.
Seorang warga Libya bersiap meluncurkan roket saat bertempur melawan pejuang pro-Moammar Khadafi di Brega, Libya Timur, Foto: AP Photo/ Hussein Malla
Warga Libya mengambil posisi saat bertempur melawan pejuang pro-Moammar Khadafi di Brega, Libya Timur, Rabu (2/3). Foto: AP Photo/ Hussein Malla
Di dekat Tripoli, Pasukan loyalis Moammar Khadafi 'menyapu' kota yang dikuasai oposisi tsb. Perebutan wilayah antara pro Khadafi dan pasukan pemberontak menimbulkan kekhawatiran, konflik Libya tak akan berlangsung dalam hitungan hari. Bisa berbulan-bulan.
Sejauh ini, Kadhafi telah berhasil mengambil kembali wilayahnya, yakni seluruh bagian timur negara Libya dan beberapa kota yang berada didekat ibu kota. Sementara, kekuatan oposisi begitu terbatas untuk bergerak ke wilayah pro-Khadafi.
Seperti dilansir oleh Associated Press (AP), Sabtu, 5 Maret 2011 malam, pasukan pro-Kadhafi melakukan serangan fajar yang mengejutkan 200.000 warga Zawiya, sebuah kota berjarak 50 kilometer di barat Tripoli.
Mereka menembak warga dengan mortir dan senapan. Seorang saksi berbicara kepada Associated Press melalui sambungan telepon, berlatar belakang suara tembakan dan ledakan. Dia mengatakan sejumlah gedung pemerintahan dan rumah dibom. Serangan itu memicu kebakaran, dan menurut saksi itu, penembak jitu berada di mana pun, dan siap menembak siapa saja di jalanan, termasuk warga yang berani ke balkon rumahnya.
Pada sore hari, para pemberontak kembali ke pusat kota atau Martrys' Square saat para loyalis Khadafi tengah berkumpul di pinggiran kota dan menyegel pintu masuk dan keluar dari kota itu.
"Kami akan melawan mereka di jalanan dan tidak akan pernah menyerah selama Khadafi masih berkuasa," kata salah seorang pejuang pemberontak yang menolak menyebutkan namanya.
Sedangkan, para pemberontak anti-Kadhafi bernasib lebih baik di tempat lain. Mereka menguasai pelabuhan minyak kunci Ras Lanouf dari pasukan rezim pada Jumat malam. Menurut saksi mata, Ras Lanouf, yang lokasinya berada 140 kilometer sebelah timur pro-Kadhafi Sirte, jatuh ke tangan pemberontak usai terjadi pertempuran sengit dengan pasukan pro-rezim yang kemudian melarikan diri.
Salah satu pemberontak bernama Ahmed al-Zawi, mengatakan pertempuran itu dimenangkan setelah warga Ras Lanouf bergabung dengan pemberontak. "Kami memenangkan pertempuran ketika orang-orang bergabung dengan kami," kata al-Zawi.
Dia mengatakan 12 pemberontak tewas dalam pertempuran. Namun, petugas rumah sakit di kota Ajdabiya mengaku hanya lima pemberontak yang tewas dan 31 orang luka-luka dalam serangan itu.
"Mereka hanya mengikuti perintah. Setelah terjadi sedikit pertempuran, mereka melarikan diri," ujar pemberontak lainnya di Ras Lanouf, Borawi Saleh, seorang veteran tentara yang kini menjadi karyawan perusahaan minyak
Sementara itu di Tripoli, menjelang fajar Minggu, 6 Maret 2011, letusan senjata api kembali menggema di ibukota negara tersebut, Seperti dilaporkan Reuters, rentetan tembakan dari senjata api terdengar di seluruh penjuru Tripoli, sejak pukul 05.45, waktu setempat. Tidak jelas siapa yang memulai atau penyebab serangan itu.
Yang pasti, letusan senjata otomatis dan kaliber berat itu terdengar di sela-sela riuh klakson, dan teriakan, mengiringi konvoi pasukan pemimpin Libya, Muammar Khadafi.
Juru bicara pemerintah, Mussa Ibrahim, membantah terjadi pertumpahan darah di Tripoli, pagi tadi. "Saya yakinkan Anda, saya yakinkan Anda, saya yakinkan Anda, dan saya jamin, tidak ada pertempuran meletus di Tripoli," katanya.
Ia mengatakan bahwa kondisi di Tripoli saat ini aman, 100 persen di bawah kontrol. "Apa yang Anda dengar adalah perayaan kembang api. Orang-orang di jalan-jalan, menari di alun-alun," ujar Ibrahim. "Tapi saya sarankan Anda untuk tidak pergi ke sana demi keamanan."
Tripoli menjadi benteng utama pasukan Khadafi dalam menghadapi pemberontakan besar yang meletus dua minggu terakhir. Ini menjadi tantangan Khadafi mempertahankan 41 kekuasaannya di negara pengekspor minyak Afrika Utara itu.
Sementara Sabtu malam atau beberapa jam sebelumnya, pasukan pro-Kadhafi melakukan serangan fajar yang mengejutkan 200 ribu warga Zawiya, sebuah kota berjarak 50 kilometer di barat Tripoli. Mereka menembak warga dengan mortir dan senapan.
Seorang saksi berbicara kepada Associated Press melalui sambungan telepon, berlatar belakang suara tembakan dan ledakan. Dia mengatakan sejumlah gedung pemerintahan dan rumah dibom. Penembak jitu juga siap menembak siapa saja di jalanan, termasuk warga yang berani ke balkon rumah.
"Kami akan melawan mereka di jalanan dan tidak akan pernah menyerah selama Khadafi masih berkuasa," kata salah seorang pejuang pemberontak yang menolak menyebutkan namanya.
Sumber :
http://dunia.vivanews.com/news/read/207919-perang-sipil-di-libya-makin-mengkhawatirkan
http://dunia.vivanews.com/news/read/207900-pemberontak-kuasai-kota-minyak-libya
http://showbiz.vivanews.com/news/read/207950-gencatan-senjata-pecah-di-tripoli-
http://foto.vivanews.com/read/3046-perang-saudara-meletus-di-libya
No comments:
Post a Comment