Friday, February 25, 2011

Khadafi Eksekusi Mati 130 Tentara Pembangkang

Lebih dari 130 tentara yang menentang perintah untuk menembaki para demonstran, dihukum mati oleh pemerintahan Muammar Khadafi di Libya.  Kematian seratus tentara itu menambah panjang jumlah korban dalam konflik politik Libya dua pekan belakangan.

Hukuman mati terhadap yang membangkang itu  diketahui dunia lewat sebuah rekaman video amatir yang dimiliki oleh Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia (IFHR), dilansir dari laman Press TV, 23 Februari 2011.
Video itu mempertontokan bagaimana eksekusi mati itu berlangsung. Terlihat sekitar 130 tentara yang tewas ditembak dengan tangan diikat di belakang. Mereka dieksekusi di kota Al-Baida, timur Benghazi.





Situasi Libya kini kian mencekam. Militer kian represif dan menembak mati para demonstran  setelah Khadafi yang menegaskan akan melawan dan  tidak akan mengundurkan diri. Dia juga memastikan akan menghukum mati semua penentangnya.  


Belum ada data resmi berapa jumlah korban tewas pada bentrokan di berbagai kota di Libya, namun diperkirakan korban telah mencapai hingga lebih dari 1000 orang.

IFHR menegaskan bahwa kekerasan terhadap para demonstran dan tentara di Libya ini adalah kejahatan melawan kemanusiaan dan pelakunya harus diseret ke Mahkamah Internasional untuk diadili.

Sumber medis  yang bekerja di negeri itu melaporkan bahwa beberapa rumah sakit di kota Benghazi dipenuhi oleh mayat-mayat dan orang-orang yang terluka akibat penyerangan dari para tentara Khadafi maupun korban massa pro-Khadafi. Ratusan korban telah dikubur secara masal di pantai Tripoli.

Tapi Khadafi sudah mulai mendapat perlawanan dari lini terdalam kekuatannya. Tentara kini- walau belum banyak-- perlahan mulai melawan terutama karena mereka tidak tega menembak rakyat.


Sebelum 130 tentara itu membangkang, dua orang pilot pesawat tempur memilih menabrakkan pesawat dan menyelamatkan diri menggunakan parasut ketimbang menghujani para demonstran dengan peluru.

Beberapa hari sebelumnya, dua pesawat tempur Libya mendarat darurat di Malta. Rupanya dua pilot di pesawat tersebut mencari suaka ke Malta setelah menolak perintah Khadafi untuk menembaki rakyat negeri itu yang turun ke jalan.

Sumber : VIVAnews

No comments:

Post a Comment