Thursday, November 12, 2009

Mengungkap kebohongan

Kebohongan! Kita amat sering menggunakan itu untuk sampai-sampai kita tidak menyadarinya. Berbohong untuk perlindungan, menggoda, meyakinkan, menghancurkan, untuk kebaikan atau keburukan.. dimana saja dan kapan saja kita sering melakuan itu.


Apakah bohong itu buruk? Sulit untuk mengatakan pada seseorang bahwa si dia lebih cantik daripadanya - jika kamu mencintai dia? Tetap saja bagaimanapun jenis kebohongan, itu adalah suatu muslihat dan beberapa darinya adalah murni “evil“.


Ada beberapa signal kebohongan yang kita ketahui antara lain :

Menutupi mulut
Menggosok-gosong hidung atau bibir atas
Wajah merona dan tak terkendali
Wajah menunduk
Telapak tangan mengarah ke bawah
Menjilat bibir
Tiba-tiba menyilangkan kaki
Tiba-tiba menyilangkan tangan
Tiba-tiba menyalakan rokok
Menggoyangkan kepala ke kiri dan kanan
Memaksa untuk bertatap mata
Badan terlihat amat kaku
Mengepalkan tangan
Gelisah
Menyembunyikan tangan
Kontraksi pada pupil mata
Nada suara yang datar, lambat tapi ringan
Berkeringat dan telapak tangan basah
Terkikih-kikih dengan sengaja .....dan lain sebagainya…..

Signal Dasar Kebohongan

Sebelum kalian meneruskan membaca tentang signal dasar kebohongan, aku peringatan sedikit, bahwa signal-signal yang mengindikasikan seseorang berbohong umumnya berkaitan dengan stress. Beberapa temanku misalnya yang bekerja di tempat dengan tingkat stress yang tinggi, lebih nyaman dalam berbohong dan signalnya amat kecil. Signal dasar tersebut antara lain :

Suara

Manusia memiliki komunikasi verbal menggunakan suara dibanding dengan gerak tubuh, sehingga lebih mudah berbohong menggunakan ucapan kata-kata. Signal ini perlu sekali kamu pelajari karena saat ini komunikasi banyak dilakukan melalui telepon / handphone sehingga kamu hanya mengandalkan pendengaranmu saja. Konsentrasilah pada saat ingin menguji apakah lawan bicaramu berbohong. Berdasarkan penelitian suara manusia akan sedikit bergetar apabila berbohong Suara normalnya akan menjadi lebih datar, lebih lambat, terasa ringan dan monoton

Penyebabnya adalah otak manusia berusaha untuk tetap mempertahankan sehingga membuat pembicaraan menjadi kehilangan spontanitasnya dan kecepatannya. Juga karena sang pembicara menjadi lebih hati-hati karena takut jika keceplosan atau salah bicara. Kegugupannya juga berefek pada nafas yang menimbulkan sedikit gagap. Tetapi seorang pembohong ulung mempelajari hal ini dan belajar untuk “percaya diri” terhadap kata-katanya sendiri.

Badan Mengeras - Kaku

Signal ini terlihat jelas, tubuh pembohong akan terlihat mengeras dan menjadi sedikit kaku. Hal itu disebabkan oleh ketegangan pada otot-otot tubuh pada saat seseorang berusaha untuk merubah “animasinya” atau gerak tubuhnya agar dapat mempertahankan kebohongan yang dikatakannya.

Kegelisahan

Pembohong yang belum berpengalaman kadang terlihat gelisah, menghentak-hentakan kaki, memutar ballpen atau benda-benda disekitarnya, memainkan jari-jarinya dan terlihat dari posturnya bahwa ia tidak nyaman.

Amati daftar signal di atas pada saat kamu ingin mengecek kebohongan pada seseorang, penghianatan fisik pada si pembohong akan terlihat apalagi jika ia seorang perokok. Situasi stress memicu otak perokok akan kebutuhan nikotin, terlihat tiba-tiba ia ingin menyalakan rokoknya. Aksi tersebut juga dibutuhkannya untuk menstabilkan ketegangan otak dari kebohongannya.

Para pembohong profesional dapat menipu kita dengan membalik signal-signal tersebut, jalan terakhir yang harus kamu ambil untuk memastikan ia berbohong atau tidak adalah dengan pura-pura percaya, alihkan pembicaraannya sebentar dan ulangi pertanyaan yang mau kamu uji padanya secara mendadak di tengah-tengah pembiacaraan lain, kemudian amati postur tubuh dan suaranya…

Friends.. semoga artikel ini bisa membantu kamu semua untuk mengurangi kebohongan yang kita lakukan baik secara sadar maupun tidak. Karena sebagai orang beragama kita yakin bahwa tidak ada yang dapat kita sembunyikan dari NYA.

Seperti yang juga dikatakan oleh Jim Morrison (The Doors 1943-1971)
“Sex is full of lies. The body tries to tell the truth. But, it’s usually too battered with rules to be heard, and bound with pretenses so it can hardly move. We cripple ourselves with lies.”

No comments:

Post a Comment