Adalah sulit mengetahui seseorang bicara bohong atau tidak. Kita dapat dibohongi karena fokus memperhatikan ucapan, atau dengan kata lain bahasa tubuh terabaikan.Terdapat empat pedoman penting dalam memahami bahasa tubuh manusia. Empat pedoman yang mampu menghilangkan jebakan cepatnya generalisasi penafsiran dan olahan sedemikian rupa lawan bicara yang ternyata memperlajari tentang bahasa tubuh juga.
Pedoman pertama adalah selaras.
Isyarat demi isyarat membentuk sebuah penafsiran yang kuat. Konflik antar isyarat memberikan pengetahuan kurangnya kredibilitas penafsiran. Ini berarti, antar satu isyarat dengan isyarat lainnya merujuk kepada sebuah kesimpulan. Sehingga menyimpulkan berdasarkan satu isyarat memberikan peluang kita terjebak. Keselarasan pun dalam keberadaannya dapat dikoreksikan secara eksternal dengan ucapan. Ucapan sebagai dukungan terhadap isyarat yang muncul. Keselarasan antar isyarat dan isyarat dengan ucapan merupakan kunci untuk mendapatkan penafsiran akurat yang tepat.
Sesuai dengan situasi menjadi pedoman yang kedua.
Semua gerak isyarat harus dihubungkan dengan situasi saat terjadinya. Misalkan seseorang yang duduk di terminal bis dengan kaki bertumpang, tangan menyilang dan dagu ditarik. Cuaca saat itu hujan deras. Kondisi tersebut, kemungkinan besar ia kedinginan bukan berarti defensif. Andai saja orang itu memperlihatkan gerak isyarat yang sama sementara kita duduk dihadapannya sambil berusaha menjual ide maupun produk maka dapat ditafsirkan bahwa ia tidak suka. Kesesuaian antar isyarat dengan situasi saat terjadinya isyarat tersebut menjadi kunci untuk mendapatkan penafsiran yang akurat dan tepat.
Pedoman ketiga ialah mengetahui jelas kondisi fisik lawan bicara.
seorang pria yang memiliki jabatan tangan dingin sering dituduh berkepribadian lemah. Padahal, selidik demi selidik ia menderita penyakit arthritis pada tangannya sehingga ketika berjabat tangan menghindari rasa sakit. Atau seorang wanita yang secara tidak sengaja kelilipan saat bicara dengan seorang pria, lantas matanya pun berkedip-kedip adalah “GR” istilahnya jika pria tersebut menafsirkan dia tertarik dan genit.
Yang terakhir atau pedoman keempat tidak lain mengetahui jelas status dan kekuasaannya.
Status, kekuasaan atau prestise seseorang berbanding terbalik dengan jumlah gerak isyarat yang dipergunakan. Kecepatan beberapa isyarat dan seberapa jelas kelihatannya pun berehubungan dengan usia. Seperti seorang anak kecil berusia 5 tahun berbohong pada orang tuanya ia akan segera menutup mulut dengan tangan setelah berbicara. Isyarat menutup mulut juga dilakukan seorang remaja yang berbohong dengan variasi tangan menyentuh sebagian mulut. Orang dewasa berbohong terlihat dari tangan yang menutupi mulut dengan variasi kemudian saat terakhir tangannya ditarik menghasilkan gerakan isyarat menyentuh hidung. Gerak isyarat berbohong pada orang dewasa tersebut, tidak lain versi canggih dari gerak isyarat berbohong anak-anak.
Keselarasan antar isyarat, kesesuaian isyarat dengan situasi, kejelasan fisik, dan kejelasan status kekuasaan merupakan empat pedoman memahami bahasa tubuh manusia. Empat pedoman tersebut, bermanfaat daam mengoptimalkan penjualan ketika berhadapan langsung dengan konsumen. Bermanfaat juga meminimalisasi rayuan gombal seorang pria. Sayang, dengarlah tidak ada orang di dunia ini selain dirimu. Bohong, kalau itu sih tidak perlu bahasa tubuh … masa yang lain pada ngontrak.
No comments:
Post a Comment