Saturday, October 23, 2010

Gerhana dengan Vampir tidak ada hubungannya

Fenomena alam banyak dihubung-hubungkan dengan mitos. Terutama gerhana.

Gerhana Matahari, misalnya, di India diyakini membawa energi negatif.
Saat gerhana, Bumi dianggap diselubungi kegelapan. Wanita-wanita hamil disarankan tetap berada dalam rumah selama gerhana berlangsung untuk menghindari bayi mereka terlahir cacat.

Orang Jepang pun menutup rapat-rapat sumur mereka - yakin bahwa saat gerhana racun menyebar ke Bumi.

Demikian juga gerhana Bulan. Film-film horor makin memperkuat mitos soal gerhana yang satu ini bahkan
Gerhana Bulan seringkali dikait-kaitkan dengan vampir ataupun manusia serigala (werewolf).


Film populer 'Twilight Saga: Eclipse' tak ketinggalan memanfaatkan momentum gerhana. Film yang dibintangi aktor ganteng Robert Pattinson pun dirilis di antara dua gerhana (Waktu gerhana bulan parsial yang terjadi Sabtu 26 Juni 2010 dan gerhana matahari 11 Juli 2010 kmarin)

Benarkah gerhana berkaitan dengan mahluk mistis? Seperti dimuat laman Space.com, tidak. Makna gerhana lebih dari sekedar mitos soal vampir atau manusia serigala.

Studi tentang gerhana merupakan bagian dari ilmu astronomi sejak awal, sebab, ia merupakan salah satu fenomena alam yang menakjubkan.

Gerhana bulan pertama di tahun 2010 yang terjadi pada bulan Juni lalu bisa dilihat di beberapa wilayah Amerika, Lautan Pasifik, dan Asia.

Pada 11 Juli, giliran fenomena gerhana matahari. Fenomena itu adalah kali kedua terjadi pada 2010 -- yang terjadi adalah gerhana total di sepanjang koridor sempit belahan bumi bagian selatan.

Gerhana matahari terjadi ketika Bumi, Bulan, dan Matahari terletak sejajar di bidang yang sama. Saat itu Bulan, terletak di antara Bumi dan Matahari.

Gerhana bulan sebaliknya, terjadi ketika bulan berada di belakang Bumi -yang menutupi cahaya matahari yang memancar ke Bulan.

Astronom NASA, Mitzi Adams dari Marshall Space Flight Center di Huntsville menjelaskan, gerhana bulan biasanya berlangsung selama beberapa jam, tidak seperti gerhana matahari total, yang hanya berlangsung selama beberapa menit.

Gerhana matahari total maksimal berlangsung sekitar tujuh menit. Gerhana matahari pertama di tahun 2010 pada 15 Januari lalu tidak bertahan lama.

Itu bukan gerhana total, sebab, bulan hanya menutupi sebagian matahari.

Adams memperingatkan, pengamat langit yang ingin memantau gerhana matahari harus hati-hati. Sebab, meski dengan teleskop, melihat gerhana bisa berbahaya. "Anda harus memiliki penyaring yang tepat," kata dia.

"Cara paling aman adalah melalui metode yang disebut proyeksi. Anda bisa memproyeksikan gambar ke atas selembar kertas di belakang teleskop, tanpa melihat matahari."

Sementara, untuk gerhana bulan, aman-aman saja menggunakan teleskop. Namun, alat itu tak benar-benar dibutuhkan. Kata Adams, mata kita adalah instrumen terbaik melihat gerhana bulan.

Mitos Seputar Gerhana

Gerhana Matahari Terlama
Meski para astronom India melakukan langkah maju dengan meluncurkan sejumlah roket ke angkasa untuk menyelidiki gerhana. Namun, itu tak bisa menyingkirkan mitos yang terlanjur beredar. Hampir semua kuil di India pada Gerhana Matahari yang terjadi hari Jumat 15 januari 2010, menutup pintunya rapat-rapat
Salah seorang pendeta kuil Hindu mengatakan penutupan kuil untuk mengusir energi negatif yang diakibatkan gerhana matahari.

"Saat gerhana terjadi, dipercaya bumi akan diselubungi kegelapan. Gerhana menciptakan medan energi negatif. Selain itu, kuman-kuman di atmosfer menjadi aktif, level kontaminasi kuman itu juga akan meningkat drastis," kata pendeta Kuil Lakshmi-Narayan, Mukesh Kothari, seperti dimuat laman Times of India, Jumat 15 Januari 2010.

Mitos gerhana matahari di India juga ramai dibicarakan saat negeri itu mengalami gerhana matahari total, Rabu 28 Juli 2009.

Saat itu, para ahli nujum India memprediksikan, kekerasan dan kekacauan akan melanda seluruh dunia karena kepercayaan tahayul mereka sebagai akibat dari gerhana matahari total.

Dalam mitos Hindu, dua setan – Rahu dan Ketu — diyakini “menelan” matahari selama terjadinya gerhana. Wanita-wanita hamil disarankan tetap berada dalam rumah selama gerhana berlangsung untuk menghindari bayi mereka terlahir tak cacat. Doa-doa, puasa dan mandi ritual dianjur untuk dilakukan di sungai-sungai suci.

Mitos soal gerhana matahari bukan hanya milik India.

Di tanah Jawa beredar mitos bahwa Raksasa Betara Kala atau Rahu menelan matahari karena dendamnya pada Sang Surya (matahari), menyebabkan terjadinya gerhana.

Di China, orang percaya bahwa seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Sampai abad ke 19, orang China biasa membunyikan petasan untuk menakut-nakuti sang naga.

Sementara, suku Indian juga percaya bahwa seekor naga lah yang membuat gerhana bulan. Mereka lalu menyembah sang naga dengan berendam sampai sebatas leher.

Di negeri matahari terbit, Jepang, orang percaya bahwa waktu gerhana ada racun yang disebarkan ke bumi. Dan untuk menghindari air di bumi terkontaminasi racun, mereka menutupi sumur-sumur mereka.

Mitos gerhana juga menyebar ke Eropa. Dikabarkan, Raja Louis dari Perancis wafat setelah mengamati gerhana di tahun 840. Konon ia begitu bingung saat kegelapan selama 5 menit dan meninggal karena begitu takut.

Ada lagi cerita menarik soal gerhana bulan. Cerita ini melibatkan sang penemu Benua Amerika, Columbus.


Christopher Columbus

Seperti dimuat laman Live Science, konon gerhana bulan lah yang menyelamatkan Columbus di Jamaica.

Saat itu, perbekalan pasukan Columbus makin menipis, penduduk lokal enggan membagi bahan makanan milik mereka.

Dengan berbekal almanak buatan Regiomontanus, Columbus mengetahu bahwa pada 29 Februari 1504 akan terjadi gerhana bulan total.

Kepada pemimpin lokal, dia mengatakan bahwa Tuhan marah pada masyarakat lokal karena mereka tak mau memberikan bahan makanan mereka. Caranya, dengan melenyapkan bulan.

Benar saja, bulan lenyap dari langit. Beberapa saat kemudian, bulan muncul dengan bentuknya yang mengerikan, merah seperti darah.

Penduduk asli pun ketakutan dan menganggap apa yang dikatakan Columbus terbukti. Dari segala arah, penduduk mendatangi kapal Columbus, menyembah-nyembah, dan mempersembahkan bahan makanan, dengan harapan Tuhan tak lagi marah dan mengembalikan kondisi bulan.


Sumber : dunia.vivanews.com dan  nasional.vivanews.com

No comments:

Post a Comment