Monday, August 9, 2010

Hujan Darah Sudah Terjadi Pada Tahun 685

Oleh: Hajis Hala dan Zaynab
 
Pahlawan wanita Karbala, Sayidah Zainab (putri Ali bin Abi Thalib) diriwayatkan telah berkata, setelah pembantaian saudaranya, Imam Husain as.

“Wahai penduduk Kufah! Wahai para pendusta! Kalian pengkhianat! Kalian pendosa! Sekarang kalian menangis? Semoga Allah tidak pernah mengurangi tetesan air mata dan semoga hati-hati kalian terbakar selamanya dengan kesedihan dan penderitaan!

“Janji palsu kalian tidak mengandung kebenaran dan ketulusan hati. Sekarang kalian nampak memalukan dan sama sekali tidak memiliki moral yang baik bagaikan budak wanita yang keji dan hina. Sekarang kalian menangisi saudaraku dan meratapi setelah kepergiannya?

“Ya, demi Allah menangislah kalian karena kalian pantas melakukannya. Ya, banyaklah menangis dan sedikitlah tertawa sebab kalian telah mencoreng diri kalian sendiri dengan kelalaian membunuh imam zamannya. Noda ketidakadilan yang menumpahkan darah saudaraku ada di kening kalian dan tidak akan pernah bisa kalian bersihkan.

“Wahai orang-orang Kufah! Celakalah kalian! Tahukah kalian bagian dari Muhammad mana yang kalian lukai, janji yang telah kalian langgar, darah siapa yang telah kalian tumpahkan, dan kesucian siapa yang telah kalian hina?

Dengan membunuh Imam kalian, kalian memikul tanggung jawab atas kehinaan, kesedihan dan perilaku yang mengerikan. Mengapa kalian ragu setelah hujan darah turun dari langit? Ingatlah! Sungguh azab Allah di akhirat kelak akan lebih pedih dan keras…”

Tragedi Karbala

Kebanyakan umat muslim yang mengetahui Tragedi Karbala, meskipun hanya para pengikut ahlulbait as. yang memahami ajaran Islam berdasarkan ahlulbait, telah dibantai oleh musuh di padang pasir Karbala, Irak. Imam Husain as. merupakan anggota terakhir dari “al-Kisa”, “Lima Manusia Suci”, yang karenanya alam ini diciptakan (Hadis al-Kisa)

Buku Sejarah Anglo Saxon

Lalu apa hubungan Anglo Saxon Chronicles dengan peristiwa mengerikan yang bahkan dunia pun belum pernah menyaksikan sebelumnya?

Ketika wartawan kami dari Teluk mengirimkan halaman ini, Hajis telah menandai satu bagian dari buku sejarah tersebut. Setelah membaca bagian yang dia tandai, pikiran saya segera melayang ke padang pasir Karbala dan kemudian kepada khutbah Sayidah Zainab di Kufah. Dalam khutbah tersebut, terdapat satu pernyataan penting untuk memahami tulisan ini. Sayidah Zainab telah mengatakan dalam khutbah di atas:
“Mengapa kalian ragu setelah hujan darah turun dari langit?”
Ketika saya membaca khutbah ini untuk pertama kalinya, beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan dengan tepat apa yang Sayidah Zainab katakan. Setelah meneliti beberapa saat tentang hujan darah di wilayah Arab, saya menemukan bahwa benar-benar terjadi hujan darah di Britania Raya di tahun yang sama dengan wafatnya Imam Husain as.

 

Pada tahun 685 AD (Kalender Gregorian): 
“685. Pada tahun ini di Britania telah terjadi hujan darah; susu dan mentega telah berubah menjadi darah.”
Rekaman kejadian ini terdapat di sebuah daratan yang jauh (Britania Raya), yang tidak memiliki kepentingan dibandingkan dengan rekaman sejarah yang lain, menjadi satu-satunya yang saya lihat sebagai cahaya pembuktian.

Ketika beliau syahid, langit menangis darah bagi Imam Husain as. Diriwayatkan bahwa ketika Imam Husain as. dibunuh, tidak hanya penghuni surga yang menangisi Imam Husain as., tapi juga langit menangis untuknya dan hujan darah turun bagi orang yang dizalimi ini. Hal ini diriwayatkan tidak hanya dalam kitab Syiah tapi juga beberapa sumber penting suni:
“Pada hari syahadahnya al-Husain, langit hujan darah…” (Tsakhâir al-Uqba, hlm. 144, 145, 150; ash-Shawaiq al-Muhriqah, hlm. 116, 192)

“Tidak ada satupun batu yang diangkat kecuali di bawahnya terdapat darah…” (ash-Shawaiq al-Muhriqah, hlm. 116, 192; Tadzkirah al-Khawas, hlm. 284; Tafsir Ibnu Katsir, jil. 9, hlm. 162)

Kesimpulan dari tulisan singkat ini adalah terdapat bukti yang tak terbantahkan bahwa langit benar-benar hujan darah setelah peristiwa pembunuhan cucu Nabi Muhammad, Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib, yang merefleksikan besarnya kejahatan tragedi tersebut dan kebenaran ucapan Sayidah Zainab as.

Penerjemah: Ali Reza Aljufri © 2009

info ini didapat dari ejajufri.wordpress.com

No comments:

Post a Comment